Legislator Kritik Jemaah Terlambat ke Saudi 19 Jam, Kemenag Tegur Maskapai

6 hours ago 3

Jakarta -

Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, menyoroti adanya keterlambatan jemaah sampai 19 jam lantaran maskapai. Selly mendorong ada hukuman bagi maskapai yang melanggar ketentuan.

"JKS 23 dari Jawa Barat mereka mengalami keterlambatan, terlambatnya bukan 1-2 jam, tapi mereka sudah terbang, kemudian mereka ditransitkan di India karena ada technical machine, kemudian setelah naik lagi, mereka juga transit lagi, kedua kalinya, maka ini menjadi catatan nih buat kami kepada maskapai-maskapai," kata Selly dalam RDP Komisi VIII DPR RI dengan Dirjen PHU Kemenag, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).

Selly mengatakan keterlambatan 19 jam merugikan jemaah. Legislator PDIP ini menyoroti kondisi jemaah lansia dari keterlambatan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap keterlambatan di atas dua jam harus diberikan kompensasi makan, ini hampir sampai dengan 19 jam dan yang kita pikirkan adalah lansia bagaimana dengan mereka ini menjadi catatan saya," katanya.

Di dalam rapat, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief menyebutkan kala pihaknya sudah menegur maskapai. Ia membenarkan bahwa pesawat itu sempat transit di Banglore, India, kemudian transit lagi di Dammam.

"Untuk penerbangan kami sudah tegur, Bu, di satu maskapai katanya ada masalah. Dia sempat mendarat di India di Banglore, ya, di Bangalore naik lagi ternyata mendarat lagi di Dammam, baru kemudian ke Madinah ya. Mereka sudah mengirimkan pernyataan resmi dan tim kami nanti akan mengakumulasikan beberapa hal yang dianggap menyimpang itu," ujar Latief.

Selly meminta penjelasan dari Kemenag soal kabar bahwa pesawat tersebut transit di Dammam lantaran pergantian kru. Ia merasa heran dengan keputusan itu.

"Kaitan dengan penerbangan, tolong Pak Dirjen sampaikan kepada kami, kaitan dengan informasi bahwa Saudi akhirnya transit di Dammam atau di mana? Akibat harus melaporkan tentang kru pesawat tersebut, perasaan nggak ada loh Pak pesawat yang harus melaporkan kru dan dia transit dulu ke situ," ujarnya.

"Iya memang saya tidak terlalu detail, Bu, tapi regulasi pesawat berbeda-beda maskapai ya. Sama seperti Garuda dan Saudia punya gaya dan regulasi yang berbeda terkait dengan pergantian kru, misalnya untuk Saudia dia itu harus di Medan ya, jadi mereka itu harus di Medan, Pak, meskipun di Jakarta ya dia mendarat di situ ganti kru," jawab Hilman.

Selly pun mencecar Hilman semestinya hal itu tak terjadi hanya lantaran pergantian kru. Ia mengatakan sikap yang dilakukan maskapai justru merugikan jemaah haji RI.

"Intinya begini, Pak, pimpinan, izin pimpinan, kalo alasan dia kan dia sudah transit India kemudian dia transit lagi hanya gara-gara ganti kru itu harusnya jangan mengorbankan jemaah, hanya untuk mengganti kru. Nah, ini harus ada punishment juga nih buat Saudi," kata Selly.

Hilman mengatakan pihaknya sudah meminta penjelasan ke maskapai terkait itu. Ia menyebutkan alasan transit jemaah haji RI hingga dua kali sedang dikaji oleh Kemenag.

"Ini sudah jadi catatan kami, Bu, karena waktu itu, saya langsung malam itu juga ketika dapat kabar langsung saya telepon ke Saudia untuk meminta penjelasan apa yang terjadi dan surat penjelasannya sudah masuk ke kita yang nanti akan kita kaji," imbuhnya.

(dwr/eva)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial