Jakarta -
Korea Utara (Korut) mengecam serangan Israel yang memicu konflik dengan Iran. Juru bicara kementerian luar negeri Korut memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa agar tidak "menyulut api perang".
Dilansir AFP, Kamis (19/6/2025), Korea Utara menyatakan "kekhawatiran serius" atas "serangan militer Israel dan dengan tegas mengecamnya," kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa pembunuhan warga sipil oleh Israel adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan."
"Tindakan ilegal terorisme yang disponsori negara oleh Israel (sedang) meningkatkan bahaya perang habis-habisan baru di kawasan Timur Tengah," kata pernyataan itu, yang diterbitkan oleh kantor berita milik pemerintah Korut KCNA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel pada Jumat (13/6) lalu melancarkan serangan yang menurut mereka menargetkan program nuklir Iran, memicu enam hari serangan terus-menerus yang membuat kedua belah pihak saling menembakkan rudal.
Iran mengatakan pada Minggu (15/6) bahwa serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 224 orang, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Iran belum mengeluarkan informasi terbaru sejak saat itu.
Sejak Jumat (13/6), sedikitnya 24 orang telah tewas di Israel dan ratusan lainnya terluka, menurut pemerintah Israel. Korban tersebut juga dilaporkan termasuk warga sipil.
Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir semakin dekat dengan Rusia, mendukung operasi militernya melawan Ukraina dalam perang Moskow dengan negara itu.
Rusia dan Iran pada bulan Januari menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang luas untuk memperluas hubungan militer, dan Kyiv beserta sekutunya telah lama menuduh Iran memasok Rusia dengan pesawat nirawak dan rudal jarak pendek.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memicu spekulasi tentang kemungkinan AS bergabung dengan sekutu utamanya Israel dalam aksi militer melawan Iran, dengan mengatakan pada Rabu (18/6) bahwa kesabarannya telah "habis" dengan Teheran, tetapi masih belum terlambat untuk melakukan pembicaraan.
Ia kemudian mengatakan bahwa ia belum membuat keputusan apakah akan bergabung dengan Israel dalam mengebom Iran dan memperingatkan bahwa kepemimpinan negara saat ini dapat jatuh sebagai akibat dari perang tersebut.
Pyongyang memperingatkan Trump dan pihak lain agar tidak ikut serta dalam perang Israel.
"Situasi gawat yang disaksikan dunia saat ini dengan jelas membuktikan bahwa Israel, yang didukung dan dilindungi oleh AS dan Barat, adalah entitas yang seperti kanker bagi perdamaian di Timur Tengah dan penyebab utama hancurnya perdamaian dan keamanan global," kata juru bicara kementerian luar negeri Korut.
"Masyarakat internasional mengawasi ketat pasukan AS dan Barat yang mengobarkan api perang, mempersoalkan hak kedaulatan yang sah dan pelaksanaan hak untuk membela diri Iran, korban," mereka menambahkan.
Juru bicara tersebut mengatakan tindakan oleh Amerika Serikat dan kekuatan Eropa "mendorong situasi di Timur Tengah ke fase bencana yang tak terkendali".
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini