Kenneth PDIP: Lokasi Pulau Kucing Adalah Zona Wisata, Bukan Konservasi

1 day ago 5

Jakarta -

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menolak rencana pembukaan wisata pulau kucing di Pulau Seribu. PSI menilai rencana tersebut berisiko mengganggu ekosistem di kawasan Pulau Seribu, terutama di Pulau Tidung Kecil yang menjadi tempat konservasi burung kutilang.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth mengatakan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kepulauan Seribu, Pulau Tidung Kecil berada di Zona W alias wisata, dan bukan di Zona Inti maupun Zona Penyangga.

"Pulau Tidung Kecil ini diizinkan untuk agenda pariwisata, dan bukan wilayah konservasi khusus burung apapun. Tertuang dalam penjelasan RDTR Kepulauan Seribu, hal itu menjadi acuan dalam penentuan lokasi pulau kucing ini," tegas Kenneth dalam keterangannya, Kamis (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenneth mengatakan pernyataan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Francine Widjojo keberadaan kucing berisiko mengganggu ekosistem tidak beralasan. Menurut Kenneth, jelas tidak ada konservasi khusus hewan apapun di pulau tersebut, dan kekhawatiran kehadiran kucing akan mengganggu habitat burung di Pulau Tidung Kecil pun tidak beralasan.

"Kalau yang dimaksud adalah total ekosistem konservasi, tentu tidak diizinkan kegiatan seperti yang tertuang di dalam penjelasan RDTR, seperti rumah tapak, karaoke, fitness, game center, pasar rakyat, diskotik, industri mikro, pangkalan penjualan BBM, minimarket, dan bengkel," tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan Jakarta tersebut.

Rencana pembukaan wisata Pulau Kucing di Kepulauan Seribu, kata Kenneth, sudah melewati kajian akademis sebagai pijakan pengambilan keputusan pun telah berlangsung dan berproses, dan melibatkan tim yang terdiri dari kalangan profesor dan ahli di bidangnya, dari dua universitas terkemuka. Kenneth menyebut penelitian tahun 2019 menunjukkan terdapat 24 jenis burung di Jakarta yang berjumlah 129 spesies dengan 149 individu, dan pada tahun 2020 dengan 25 jenis burung dengan 181 individu.

"Artinya, tidak ada penurunan populasi burung, padahal Jakarta kita tahu bahwa banyak sekali populasi kucing yang tersebar juga ke wilayah aglomerasinya. Tidak ada satupun penelitian yang menyatakan keberadaan kucing-kucing di Jakarta ini mengancam populasi burung," tegas Kenneth.

"Populasi burung di Jakarta terancam akibat beberapa hal, antara lain limbah cair, sampah plastik dan perburuan. Bukan karena keberadaan kucing," sambungnya.

Menurut Kenneth, membangun Pulau Kucing di Kepulauan Seribu tidak hanya menjadi daya tarik wisata unik, tetapi juga memberikan banyak manfaat dari segi sosial, lingkungan, hingga edukasi. Pulau Kucing dapat menjadi suaka aman bagi kucing-kucing jalanan, terutama dari Jakarta dan sekitarnya. Kenneth menyebut di pulau tersebut kucing-kucing bisa hidup bebas tanpa ancaman kekerasan atau kelaparan, lalu disteril untuk mencegah over populasi.

"Dengan ini, pulau berfungsi sebagai solusi kemanusiaan untuk mengatasi populasi kucing liar di kota besar. Lalu bisa menjadi daya tarik wisata yang berbeda dari wisata bahari lainnya di Kepulauan Seribu, seperti memberikan pengalaman interaktif dengan hewan dalam lingkungan alami, dan juga pusat edukasi tentang kesejahteraan hewan, pengunjung bisa belajar langsung tentang etika merawat hewan, dan pentingnya sterilisasi, vaksinasi," tutur Kenneth.

Kenneth mengatakan Pulau Kucing di Kepulauan Seribu dapat memberikan manfaat nyata bagi hewan, manusia, dan lingkungan. Dengan pengelolaan yang bertanggung jawab, pulau ini bisa menjadi simbol kepedulian, tempat edukasi, dan objek wisata yang unik, sekaligus solusi jangka panjang bagi isu kesejahteraan hewan di Indonesia.

"Pulau Kucing di Kepulauan Seribu ini, nantinya bukan hanya menjadi surga bagi para kucing, tapi juga oase bagi manusia yang peduli dan ingin berkontribusi pada pelestarian hewan. Dengan pengelolaan yang baik, Pulau Kucing bisa menjadi contoh sukses harmoni antara hewan dan manusia," jelas Kenneth.

Perlu diketahui, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan ihwal rencana pembangunan Pulau Kucing di Kepulauan Seribu akan difokuskan tidak hanya pada kesejahteraan kucing, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang menarik. Pramono berharap, konsep Pulau Kucing tersebut bisa menginspirasi wisatawan, mirip dengan pulau-pulau yang ada di Jepang yang sudah lebih dulu dikenal dengan keberadaan kucing sebagai daya tarik.

"Jika kita memutuskan untuk memiliki Pulau Kucing seperti yang ada di Jepang, itu harus bisa mendatangkan wisatawan. Tapi yang paling penting adalah memastikan kesejahteraan bagi kucing-kucing tersebut," kata Pramono.

Pramono juga menyoroti terkait tingginya laporan mengenai kucing di aplikasi JAKI, di mana banyak warga yang meminta bantuan untuk sterilisasi kucing. Pramono mengatakan usulan dari Animal Defenders tentang Pulau Kucing ini disambut positif oleh Pemda Jakarta.

"Kami juga melibatkan Bupati Pulau Seribu yang akan mendalami lebih lanjut rencana ini," ujar Pramono.

Adapun pertemuan tersebut juga dihadiri oleh ahli kucing dari Universitas Brawijaya, dan Pramono berharap universitas lain seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada dapat turut serta memberikan kontribusi dalam pengembangan Pulau Kucing.

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial