CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2025 07:51 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Anda telah membeli mobil baru bermesin bensin, lantas bingung bahan bakar minyak (BBM) apa yang cocok digunakan? Ternyata jawabannya bukanlah Pertamax, apalagi Pertalite.
Alasannya, karena spesifikasi kedua jenis BBM ini hanya cocok untuk mobil Euro 2, sedangkan mobil baru bermesin bensin di Indonesia sudah menganut standar emisi Euro 4 sejak 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengaplikasian mesin Euro 4 untuk mobil yang dijual di Tanah Air telah menyesuaikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 tahun 2017 mengenai Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Selain itu pihak KLHK pernah menyatakan kriteria BBM yang sesuai untuk mobil dengan spesifikasi Euro 4 di Indonesia meliputi kadar oktan (RON) minimal 91, bebas timbal dan kandungan sulfurnya maksimal 50 ppm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kriteria di atas tidak sesuai spesifikasi Pertalite yang memiliki RON 90 dan sulfur maksimal 500 ppm. Sementara Pertamax memenuhi persyaratan dengan RON 92, tetapi kadar sulfurnya tidak karena diatur maksimal 500 ppm.
Produk BBM yang paling sesuai Euro 4 saat ini adalah Pertamax Turbo dengan RON 98 dan kandungan sulfur maksimum 50 ppm. Pertamax Green 95 yang muncul pada 2023 juga cocok dengan Euro 4 karena memiliki RON 95 dan sulfur maksimum 50 ppm.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie pernah menjelaskan selama ini pemilik mobil baru kelahiran 2018 yang mengisi Pertalite atau Pertamax berarti salah isi BBM.
Jongkie kemudian mempertanyakan mengapa BBM bensin Euro 2 masih dipertahankan di Indonesia, padahal semua mobil baru sudah Euro 4.
"Tetapi yang sekarang ini, yang aneh kan mobil-mobil baru yang standarnya semenjak 2018 itu sudah diproduksi atau diimpor dengan standar Euro 4 tetapi masih mengisi itu," kata dia.
Menurut Jongkie kesalahan pemakaian BBM Euro 2 untuk mobil Euro 4 ini harus diedukasi ke masyarakat.
"Ini yang harus didengungkan, ini kan masalahnya Anda tuh selama ini memakai bahan bakar yang salah, untuk mobil Anda, iya kan? Ini harus didengungkan, dan secara teknis itu memang tidak dibenarkan sebetulnya," kata Jongkie.
(ryh/fea)