Kemensos Latih Warga Wonosobo Produksi Anyaman untuk Pasar Ekspor

1 day ago 14

Jakarta -

Kementerian Sosial (Kemensos) memperkuat pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat melalui kolaborasi dengan sektor swasta. Salah satunya berbasis kerajinan tangan dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ramah lingkungan seperti enceng gondok dan pelepah pisang.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan program ini memberikan kesempatan kepada warga untuk mendapatkan keterampilan dalam produksi kerajinan yang bahan baku dan akses pemasarannya telah disiapkan oleh mitra perusahaan.

Nantinya, produk yang dihasilkan tidak hanya dijual untuk pasar dalam negeri saja, namun juga ekspor ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Hal tersebut diungkapkan Gus Ipul saat meninjau pelatihan kerajinan anyaman berbahan eceng gondok di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (1/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu produk yang dikembangkan adalah anyaman dari eceng gondok, yang dapat digunakan untuk tempat sampah dan keperluan ekspor lainnya. Seluruh hasil produksi telah memiliki pasar tersendiri," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Senin (2/6/2025).

Gus Ipul menjelaskan warga setempat bakal mendapatkan pelatihan keterampilan dari tim profesional dengan target dalam 1-2 bulan ke depan hingga mereka dianggap mampu memproduksi kerajinan dengan standar internasional. Proses produksinya pun bisa dilakukan secara fleksibel di rumah masing-masing atau secara berkelompok di balai desa dan lokasi yang telah ditentukan.

"Kalau maksimal mereka menghasilkan satu kelompok Rp 750 ribu. Nah, kalau misalnya Rp 100 ribu sehari itu sudah agak lumayan-lumayan. Karena produk berapa pun sudah ada pembelinya. Berapa pun produksinya itu insyaallah sudah ada yang mengambil untuk membelinya," ujar Gus Ipul.

Gus Ipul mengatakan program pemberdayaan ini pun telah diuji coba di sejumlah daerah seperti di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Menurutnya, keberhasilan program sangat dipengaruhi oleh kualitas pendampingan di lapangan, termasuk sinergi dengan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

"Ya ini nanti tergantung dampingannya. Semangatnya, dampingannya. Nanti bisa kerja sama dengan pendamping-pendamping PKH. Mereka nanti yang mendorong, memotivasi," tutur Gus Ipul.

"Setelah itu nanti kita akan kerja sama dengan Pak Bupati. Kita integrasikan dengan programnya Pak Bupati. Jadi nanti rintisannya dari Dirjen Pemberdayaan Kementerian Sosial, nanti diperkuat oleh programnya Pak Bupati. Insyaallah nanti kemudian akan memperkuat akhirnya kelompok-kelompok," sambungnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Operasional PT Out of Asia, Arung Lusika. Dia mengungkapkan program pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan anyaman enceng gondok di Desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas saat ini sudah meningkat dengan cepat.

Arung menyebut hal itu tercapai berkat kolaborasi para pendamping PKH dengan berbagai pihak.

"Belajar dari Kalisalak, ketika pelatihan pertama, ketika pelatihan kedua, pendamping berinisiatif setiap Sabtu, para ketua kelompok, para koordinator, beserta dengan pendamping, datang ke RPM, di tempatnya Pak Joko, untuk pemantapan pelatihan dan memahami bagaimana standar ekspor," ungkapnya.

"Dan ini terbukti, bulan Mei ini sudah, ya, sementara yang dihitung kemarin 700, 785 (unit tempat sampah anyaman enceng gondok) yang lolos QC (quality control atau pengecekan kualitas) dari seribu sekian produksi. Ini sudah bagus sekali dan sudah menghasilkan sekitar Rp 9, sekian juta sampai Rp 10 juta selama satu bulan yang dikerjakan oleh 80 sekian orang ya," tambahnya.

Arung pun berharap agar para pendamping PKH di Kabupaten Wonosobo dapat berperan aktif dalam membantu masyarakat memproduksi keterampilan anyaman ini. Sehingga warga juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

"Bapak dan Ibu kemarin saya sampaikan bahwa produk ini sudah dipesan oleh customer dari Amerika. Jadi kita patut berbangga, nanti dari Kalimiro, dari Leksono, dari Pesodongan, dari desa di sini (Wonosobo) sampai ke Amerika. Jadi mohon, ini kesempatan baik, ini kesempatan emas, bahwa tidak usah keluar dari rumah, tidak perlu meninggalkan dari rumah, kita bisa bekerja dan memperoleh income," ujar Arung.

Sebagai informasi, puluhan warga turut hadir dalam pelatihan keterampilan anyaman yang dilaksanakan di Balai Desa Selokromo, Wonosobo, Jawa Tengah. Mayoritas merupakan wanita, baik muda maupun tua. Mereka duduk secara berkelompok yang terdiri dari sekitar 5-6 orang.

Salah satu peserta yakni Tri Utami. Warga Dusun Mentasari ini mengatakan sudah dua hari mengikuti pelatihan anyaman eceng gondok. Dia berharap program tersebut dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarganya.

"Harapannya dengan pelatihan ini, semoga ekonomi di desa kami meningkat, terus buat ART seperti saya bisa menambah penghasilan," tutup Tri.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial