Jakarta -
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima Wakil Universitas Leiden dan Dean of Leiden-Delft-Erasmus University Alliance, Prof. Wim Van Den Doel, di Kantor Kementerian Kebudayaan. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama strategis di bidang kebudayaan melalui beasiswa dan professorship.
Dalam sambutannya, Fadli menyampaikan antusiasmenya untuk mengeksplorasi kolaborasi ini. Ia juga menyampaikan arahan kepada Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti untuk memetakan langkah konkret menindaklanjuti sinergi ini salah satunya melalui teknis matching fund.
Tak hanya itu, Fadli menyinggung sejumlah manuskrip yang dapat dijajaki. Menurutny, Fadli manuskrip dan artefak dari Indonesia perlu untuk diteliti lebih lanjut sebagai sumber pengetahuan dan potensi inovasi, dan tentunya menjadi sumber pengetahuan asli Nusantara yang informasinya dapat dipertanggungjawabkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Manuskrip merupakan salah satu fokus Kementerian Kebudayaan, karena keberadaanya sangat penting bagi memori kolektif bangsa," tutur Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (2/6/2025).
Inisiasi ini pun mendapat sambutan baik oleh pihak Koninklijk Instituut voor Taal - Land - en Volkenkunde (KITLV) Jakarta. Sejak tahun 1851, KITLV telah menjadi lembaga yang memiliki spesialisasi dalam pengumpulan informasi dan pengembangan riset termasuk menerbitkan karya-karya ilmiah yang berfokus pada kajian Indonesia dan Asia Tenggara secara umum. Terlebih saat ini KITLV yang berkedudukan di Leiden, Belanda, telah membuka kantor perwakilannya di Jakarta pada tahun 1969.
"Kami membuka peluang kolaborasi dalam hal professorship, kami membutuhkan para profesor dari Indonesia yang ahli dalam hal budaya untuk mengajar dan mengkaji manuskrip dengan berbagai bahasa daerah dari Indonesia," ungkap Prof. Wim Van Den Doel.
Pada kesempatan ini, Prof. Wim Van Den Doel juga mengundang Fadli berkunjung ke Perpustakaan KITLV di Leiden untuk kolaborasi lebih lanjut. Mengingat perpustakaan ini memiliki koleksi dan terbitan, yang mencakup ilmu humaniora dan ilmu-ilmu sosial yang berfokus pada Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
"Perpustakaan Universitas Leiden memiliki koleksi yang sangat banyak dan beragam, baik dalam bentuk asli dan atau digital. Melalui kerja sama penerjemahan manuskrip, nantinya dapat melengkapi laporan metadata manuskrip di Perpustakaan KITLV di Leiden," ucapnya.
Dalam pertemuan ini, peluang kolaborasi beasiswa juga menjadi perbincangan kedua pihak. Saat ini, KITLV-Jakarta telah menjalin kerja sama dengan lima universitas di Indonesia, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Mulawarman.
Menanggapi peluang ini, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyitoh Annisa Ramadhani Alkatiri menyampaikan adanya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia dan berpeluang untuk dikerjasamakan.
"Ada Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) yang berfokus pada bidang budaya, institut seni negeri di Indonesia ini ada di kota besar seperti Bandung, Aceh, dan ada pula di Kalimantan Timur," pungkasnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam diskusi ini antara lain, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo; Wakil Universitas Leiden dan Dean of Leiden-Delft-Erasmus University Alliance, Prof. Wim Van Den Doel; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; Direktur Diplomasi, Usman Effendi; Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyitoh Annisa Ramadhani Alkatiri; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; Koordinator Akademik Leiden Delft Erasmus Universitas di Indonesia, Risa Nihayah; dan Koordinator Metadata dan Akuisisi KITLV-Jakarta, Budiman.
Tonton juga "Dukungan Kemenbud untuk Wakil Indonesia di Festival Film Cannes" di sini:
(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini