Makkah -
Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan tak ada pungutan dari petugas haji ke jemaah yang menjadi peserta safari wukuf. Kemenag menduga isu pungutan itu muncul karena ada jemaah yang menyerahkan uang kepada Kelompok Bimbingan Ibadaha Haji (KBIH) untuk keperluan sewa kursi roda di Masjidil Haram sebelum puncak haji.
"Kita tidak memungut biaya apapun dari pasien ataupun dari jemaah, safari wukuf itu ada yang di bawah oleh Kementerian Agama secara mandiri khususnya orang-orang yang memiliki keterbatasan secara fisik, mobilitas dan lain-lain," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief di Makkah, Selasa (10/6/2025).
Dia mengatakan program safari wukuf telah berjalan beberapa tahun dan tidak pernah ada pungutan tambahan apapun kepada jemaah. Dia menduga isu pungutan itu mencuat karena ada pemberian atau penitipan uang dari jemaah kepada KBIH untuk penyewaan kursi roda dan jasa pendorongnya di Masjidil Haram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pun terkait dengan kabar-kabar yang beredar mengenai pungutan, kalau kami cermati itu sebetulnya hubungan antara jemaah dengan KBIH ataupun para pembimbingnya, di sana mereka sebagian jamaah melakukan komunikasi dengan para pembimbingnya ataupun pimpinan KBIH ataupun organisasi yang kemudian dititipkan mereka kemudian ada yang memerlukan biaya untuk pendorongan kursi roda pada saat umrah wajib pada saat melakukan umrah sunah, kemudian juga pada saat kegiatan-kegiatan lain, dan itu tidak konteksnya dalam konteks safari wukuf," kata Hilman.
Dia menduga ada jemaah peserta safari wukuf yang menitipkan uang penyewaan kursi roda ke KBIH, namun menganggapnya untuk safari wukuf. Hilman menjamin tak ada pungutan apapun dari petugas haji.
"Mungkin juga ada jemaah yang melaporkan bahwa mereka sudah membayar pada orang yang akan membantu itu, kemudian kebetulan orangnya juga ada yang terpilih kondisi tertentu menjadi jamaah yang ikut safari wukuf. Tapi kalau kita cermati bahwa biaya yang diperlukan untuk kursi roda itu memang iya ada, terutama kegiatan-kegiatan di Haram lebih banyak di situ," ujarnya.
Sebagai informasi, ada 477 jemaah lansia dan risiko tinggi yang mengikuti safari wukuf saat puncak haji. Petugas haji menyatakan lempar jumrah serta tawaf ifadah para peserta safari wukuf bakal dibadalkan atau diwakilkan orang lain.
"Program safari wukuf khusus lansia diikuti 477 jemaah. Mereka diberangkatkan ke Arafah dengan menggunakan 15 bus. Mereka didampingi 118 Satgas Safari Wukuf Khusus Lansia," kata Ketua PPIH Muchlis M Hanafi di Makkah, Sabtu (7/6).
Mereka yang mengikuti safari wukuf dibawa menggunakan bus ke Arafah menjelang waktu zuhur. Setelah itu, jemaah menjalani wukuf dari dalam bus tanpa bergabung ke tenda bersama jemaah lain.
Hal itu ditujukan agar jemaah tidak kelelahan. Jemaah yang mengikuti safari wukuf itu merupakan jemaah dengan kondisi tidak mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, buang air kecil dan besar serta bergerak. Selain itu, ada juga jemaah yang mengalami demensia hingga kesulitan mendengar yang menjadi peserta safari wukuf.
(haf/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini