Kelas Menengah Tetap 'Gigit Jari' Meski Prabowo Beri Stimulus Ekonomi?

2 days ago 15

Jakarta -

Pada akhirnya pemerintah cuma menggelontorkan 5 poin stimulus kebijakan untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. Mengutip detikFinance, kelima paket stimulus tersebut adalah diskon transportasi, diskon tarif tol, tambahan jumlah bansos, Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

"Hari ini presiden memutuskan memberikan paket stimulus agar pertumbuhan ekonomi bisa dijaga momentumnya dan stabilitas ekonomi dijaga lebih kuat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

Meski demikian, sejumlah pihak menyebut jika stimulus ini tidak akan berefek maksimal. Hal ini disebabkan oleh digagalkannya agenda diskon tarif listrik pada bulan Juni-juli 2025 ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Sri Mulyani, batalnya diskon tarif listrik 50% karena proses penganggaran yang lambat. Pada akhirnya kebijakan ini tidak dapat dipraktikkan sesuai waktu yang ditentukan.

"Kita sudah rapat di antara para menteri, untuk pelaksanaan diskon listrik ternyata untuk proses penganggarannya jauh lebih lambat, sehingga kalau Juli Juni kita putuskan tak bisa dijalankan," ungkap Sri Mulyani.

Soal tipisnya efektivitas stimulus ekonomi ini diungkap oleh Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad. Kepada detikcom ia menyebut jika paket kebijakan ekonomi pemerintah tersebut lebih banyak menyasar kepada kalangan ekonomi bawah. Sementara itu, kelas menengah justru tidak mendapatkan manfaat yang sama besarnya.

Lebih lanjut Tauhid mengatakan bila pemerintah seharusnya membuat stimulus tambahan yang lebih berefek terhadap para kelas menengah. Menurutnya, kebijakan yang efektif adalah kebijakan yang merangsang padat karya. Dengan kata lain, pembukaan lapangan kerja adalah jalan keluar untuk menambah perputaran uang dalam negeri.

"Enam paket stimulus itu cukup untuk bantalan kelas bawah, tapi untuk kelas menengah kurang. Jadi stimulus yang diperlukan adalah stimulus di bidang infrastruktur dan padat kerja termasuk stimulus tambahan untuk sektor industri karena itu yang menyerap lapangan kerja paling banyak," kata Tauhid dikutip dari detikFinance, Selasa (3/6).

Pentingnya stimulus untuk kalangan menengah disebut sebagai cara untuk membuat Indonesia lepas dari jerembab deflasi. Seperti tertulis dalam detikFinance, Indonesia dilanda deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025 secara bulanan (month to month/mtm). Deflasi ini menjadi deflasi ketiga sepanjang tahun setelah Januari (-0,76%) dan Februari (-0,48%).

para pengamat menyebut jika hal ini imbas dari antisipasi masyarakat untuk menahan pengeluaran. Kembali lagi, akar masalahnya adalah keadaan yang semakin sulit ditambah dengan adanya situasi tak menentu akibat bergulirnya PHK di berbagai sektor.

Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi berkesinambungan? Bagaimana usaha pemerintah menahan laju PHK? Sebesar apa tantangan ekonomi Indonesia di pertengahan tahun 2025, menghadirkan Pengamat Ketenagakerjaan UGM, Tadjudin Noor Effendi dan Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad, ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

Beralih ke Brebes, detikSore akan mengulas lebih dalam peristiwa pembunuhan perempuan oleh teman laki-lakinya. Seperti diberitakan detikJateng sebelumnya, kasus kematian Santi (22), wanita warga Desa Dukuhtengah, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, terungkap.

Setelah sepekan menjadi buron, mantan suami korban, Wantio (28) dibekuk anggota Resmob Reskrim Polres Brebes. Dia dibekuk karena diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan terhadap Santi. Apa motifnya, ikuti laporan langsung Jurnalis detikcom selengkapnya.

Jelang matahari terbenam kali ini, detikSore akan mengulas lebih dalam berpindahnya zona keanggotaan WHO Indonesia. Mengutip detikHealth, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengesahkan perpindahan keanggotaan Indonesia dari Kawasan Asia Tenggara (South-East Asia Region/SEARO) ke Kawasan Pasifik Barat (Western Pacific Region/WPRO). Keputusan ini diambil secara konsensus oleh seluruh negara anggota dalam Sidang World Health Assembly (WHA) ke-78 yang berlangsung di Jenewa, Swiss.

Disebutkan jika langkah strategis ini diambil sebagai bagian dari upaya memperkuat kerjasama kesehatan lintas kawasan dan memperluas jejaring kolaborasi dalam penanganan isu-isu kesehatan masyarakat. Lalu apa efek kebijakan ini berkaitan dengan munculnya tujuh kasus Covid yang baru saja terkonfirmasi masuk Indonesia? Ikuti diskusinya bersama Redaktur Pelaksana detikHealth dalam Sunsetalk.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.


"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(far/vys)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial