Haruskah Kluivert Dipecat dari Timnas Indonesia?

3 hours ago 3

ANALISIS

Abdul Susila | CNN Indonesia

Selasa, 14 Okt 2025 08:50 WIB

Pergantian pelatih bisa jadi solusi, tetapi juga kartu mati. Kini, Timnas Indonesia di persimpangan itu, antara memecat Patrick Kluivert atau tidak. Patrick Kluivert gagal membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. (REUTERS/Stringer)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pergantian pelatih bisa jadi solusi, tetapi juga kartu mati. Kini, Timnas Indonesia di persimpangan itu, antara memecat Patrick Kluivert atau tidak.

Publik, utamanya suporter Timnas Indonesia, berharap pria asal Belanda itu mundur. Kalau tuntutan mundur tak dipenuhi, PSSI diminta mengambil sikap memutus kontrak Kluivert.

Alasan utamanya, sistem yang dibangun Kluivert di Timnas Indonesia abu-abu. Sistem ini pula yang dianggap jadi biang kerok kegagalan Garuda meraih tiket ke Piala Dunia 2026.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedatangan Kluivert, bersama tim pelatih yang disebut 'terbaik sepanjang masa' malah membuat kecewa. Tidak hanya mengecewakan dalam permainan, tetapi juga hasil akhir pertandingan.

Sampai-sampai, Istana Negara juga mengirim sinyal evaluasi. Jarang-jarang Istana Negara meminta federasi olahraga melakukan evaluasi. Jika salah tafsir, ini bisa disebut intervensi.

Hanya saja Kluivert baru seumur jagung menangani tim Merah Putih. Ia dikontrak pada Januari 2025. Belum genap setahun. Kontraknya pun masih tersisa satu tahun lebih, hingga awal 2027.

Kasarnya, Kluivert belum berproses membangun Timnas Indonesia. Ia datang dalam situasi yang genting. Situasi ini membuat Kluivert tak bebas leluasa bereksperimen.

Tentu butuh pertimbangan matang untuk menetapkan nasib Kluivert. Selain karena harus membayar kompensasi, masa depan Timnas Indonesia setelah Kluivert harus pula dipikirkan.

Dalam hal ini Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang akan menentukan. Suara mayoritas Exco PSSI jadi penentu apakah perjalanan Kluivert di Timnas Indonesia harus diakhiri atau tidak.

Yang pasti, tak ada agenda besar yang akan dijalani Indonesia selama sekitar enam bulan ke depan. Agenda terdekat adalah Piala AFF 2026 (Juli) dan Piala Asia 2027 (Januari).

Dari sisi waktu, ini saat yang tepat untuk pergantian pelatih. Ini momentum yang tepat untuk mendatangkan pelatih baru. Ada cukup waktu untuk menata ulang sistem yang mulai berantakan.

Pertanyannya, apakah pergantian ini menjamin bahwa Timnas Indonesia akan lebih baik? Tak ada yang bisa menjamin, tetapi PSSI harus bersikap atas situasi yang sedang jadi polemik ini.

Nasi memang sudah menjadi bubur. Sekarang, mau menanak ulang atau sebaliknya bubur itu dimodifikasi agar tetap terasa enak, entah ditambah kecap, sambal, atau taburan rempah lainnya.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial