Harapan Warga Manggarai Agar Bocah Tawuran Dirangkul Bukan Dijauhkan

3 hours ago 5
Jakarta -

'Manggarai Bershalawat' menjadi senjata Gubernur Jakarta Pramono Anung dalam menghentikan aksi tawuran yang terus terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Warga berharap agar para pelaku tawuran bisa dirangkul.

Belakangan tawuran di kawasan Manggarai ini menjadi sorotan karena terjadi dalam dua hari berturut-turut. Aksi tawuran ini memang tampaknya sudah menjadi budaya turun temurun sejak lama.

Para pelaku tawuran itu diharapkan bisa menjalin silaturahmi antarkampung. Warga bernama Fajar (39) ini berharap juga ada pihak yang bisa menjembatani komunikasi antarwilayah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan posisi anak-anak yang begajulan atau nakal itu makin dijauhi atau seperti apa lah. Jadi benar-benar harus anak-anak nakal itu diajak silaturahmi antarkampung. Insyaallah sih akan terbentuk juga," ujar Fajar saat ditemui di Manggarai, Jumat (16/5/2025).

"Cuma kalau untuk pendekatan masalah agamanya, boleh lah. Tapi sebenarnya juga harus ada langkah-langkah lain selain mengarah ke bershalawat ya. Misalnya setiap RT, LMK, Karang Taruna itu harus sering berkomunikasi atau bersilaturahmi lah, bersinergi lah antar RW-RW juga," tambahnya.

Fajar menilai pengajian dua wilayah yang kerap konflik itu akan dihadiri oleh sejumlah orang saja. Dia memberikan usul agar pemerintah bisa melakukan pendekatan terlebih dulu.

"Kalau pengajian gabungan itu ya sebagian efektif, karena nggak semuanya, walaupun mereka anak-anak Islam ya, tapi kan sulit untuk narik mereka ke keagamaan kalau langsung. Jadi ya benar-benar harus ada pendekatan dulu," ujar Fajar.

Warga lainnya, Donal (60), mengatakan pendekatan keagamaan bisa dilakukan dengan mengadakan pengajian gabungan. Pengajian tersebut bisa melibatkan penceramah dan ada dialog antarwarga.

"Mungkin bisa lah kalau pengajian gabungan gitu kan. Bisa, ada undangan pengajiannya di sini, di sana, gitu. Bisa, nanti kan dikasih lah. Ada penceramahnya, dialog atau apa gitu. Mungkin itu lebih bagus," tutur Donal.

Pramono Siapkan Pekerjaan

Pramono Anung di Shangri La Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025). Foto: (Rumondang Naibaho/detikcom)

Pramono Anung akan membuka lapangan pekerjaan serta menyediakan ruang untuk masyarakat beraktivitas guna mengatasi tawuran di Jakarta. Pramono mengatakan wacana program 'Manggarai Bershalawat' bukan salah satu cara untuk mengatasi tawuran.

"Sebenarnya saya tidak mendikotomikan persoalan orang berantem harus bershalawat, nggak. Pendekatan lain akan kami lakukan termasuk membuka ruang untuk orang berolahraga sebanyak mungkin, membuka lapangan pekerjaan," kata Pramono di Kawasan RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara, Jumat (16/5/2025).

Pramono mengatakan hal itu memang yang dibutuhkan masyarakat khususnya anak-anak yang melakukan tawuran di Manggarai. Pramono menilai salah satu penyebab tawuran sering berulang salah satunya karena tidak memiliki pekerjaan.

"Menurut saya solusinya lebih pasti karena memang seperti di Manggarai yang dibutuhkan anak-anak di sana bisa bekerja dan saya akan melakukan itu. Shalawat menjadi pintu masuk. Untuk hal yang lain akan kami lakukan," ungkapnya.

Pramono meyakini dengan menyediakan ruang beraktivitas untuk masyarakat misalnya kegiatan car free day (CFD) atau membuka taman selama 24 jam, maka energi yang dimiliki dapat disalurkan untuk hal-hal yang lebih positif.

"Taman untuk ekspresi orang sebanyak mungkin menyalurkan energinya menjadi positif, itu yang saya lakukan," imbuhnya.

'Manggarai Bershalawat' Ramai Dibahas

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (Briggita Belia/detikcom) Foto: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (Briggita Belia/detikcom)

Program 'Manggarai Bershalawat' yang digagas Pramono Anung untuk mengatasi tawuran ramai dibahas. Pramono mengaku tidak masalah jika ide itu menjadi pembahasan banyak pihak.

"Jadi saya gara-garanya bicara 'Manggarai Bershalawat', ribut lah seorang se-Indonesia. Enggak apa-apa," kata Pramono di RW 01, Kelurahan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025).

Menurut Pramono energi orang yang kerap tawuran perlu disalurkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Mulai dari kegiatan olahraga hingga keagamaan seperti bershalawat.

"Jadi untuk menangani persoalan tawuran maka energi orang yang mau tawuran itu harus disalurkan. Apakah dengan olahraga, dengan bekerja, dengan beraktivitas, dengan berimprovisasi, juga dengan kemudian lebih mendekatkan diri kepada keagamaan," ujarnya.

Dia yakin dalam menyelesaikan persoalan Jakarta perlu dilakukan dengan humanis. Contohnya seperti tidak melakukan penggusuran.

"Jadi pilihannya banyak banget. Maka kenapa yang seperti itu kemudian saya bangun di Jakarta, karena saya meyakini pendekatan yang lebih humanis seperti tadi menggusur tetapi lebih memperdayakan Itu merupakan bagian bagaimana menyelesaikan persoalan di Jakarta yang begitu kompleknya ini," imbuhnya.

(azh/azh)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial