Gus Ipul Tinjau Calon Lokasi Sekolah Rakyat di Wisma Atlet Bandung

1 day ago 6

Jakarta -

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi calon lokasi Sekolah Rakyat (SR) di Wisma Atlet Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/5/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul berdialog dengan orangtua calon siswa dan siswa Sekolah Rakyat di kawasan stadion Si Jalak Harupat. Suasana dialog berlangsung hangat, penuh semangat, dan haru menggambarkan betapa besar harapan masyarakat terhadap kehadiran Sekolah Rakyat.

Salah satu calon siswa, Panca Jaelana (13), membacakan Pancasila dengan percaya diri dan menyampaikan cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional. Gelak tawa dan keakraban muncul ketika Gus Ipul menanggapi dengan canda dan dukungan moral untuk mencairkan suasana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah dari Panca, Tatang, seorang pekerja harian dengan penghasilan Rp 75.000 per hari, mengungkapkan harapannya dengan lirih namun tulus.

"Saya ingin anak saya sejajar dengan orang lain," ujar Tatang dalam keterangannya, Kamis (29/5/2025).

Merespons Tatang, Gus Ipul menegaskan semua pihak harus bergandengan tangan untuk menyukseskan sekolah rakyat.

"Kita harus berjuang bersama-sama untuk anak-anak kita. Ini kesempatan yang baik dari Presiden. Jangan pernah putus asa dari rahmat Tuhan. Anak-anak ini harus tumbuh menjadi anak-anak tangguh yang kelak berkontribusi dalam Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Siswa lain, Siti (12), juga menyampaikan kegembiraannya bisa bertemu langsung dengan Gus Ipul meski sempat merasa gugup.

Di penghujung acara dialog, ucapan syukur atas hadirnya sekolah rakyat juga datang dari para orangtua siswa, seperti orangtua Rahma Sapitri (12).

"Terima kasih Bapak Prabowo. Anak saya mau sukses aja sekolahnya," katanya.

Selain itu, Laila Sari, ibu dari Kanji Hidayat (13) asal Marga Asih, juga menuturkan harapannya.

"Anak saya ingin jadi pemain bola, dan sekolah sepak bola itu mahal. Tapi semua ditentukan oleh ketekunan anak. Terima kasih kepada Bapak Mensos dan Bapak Presiden," tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Supardian menyatakan alasan di balik pemilihan lokasi sekolah rakyat untuk sementara.

"Kami menyiasati waktu yang sempit. Wisma Atlet paling siap dan paling layak. Semua kebutuhan dasar pembelajaran bisa dipenuhi di sini," terangnya.

Terkait potensi tumpang tindih penggunaan dengan kegiatan keolahragaan, Supardian memastikan hal tersebut telah diantisipasi. Wisma Atlet saat ini masih berstatus sebagai aset Kementerian PUPR, dan penggunaannya untuk Sekolah Rakyat tidak akan mengganggu agenda olahraga yang ada.

"Kalau ada event olahraga besar, atlet bisa ditempatkan di lokasi lain yang sudah kami siapkan. Bahkan, siswa Sekolah Rakyat bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat yang berolahraga di kawasan ini, terutama saat akhir pekan," ujarnya.

Gedung berkapasitas 184 orang dengan 44 kamar ini dipilih karena kondisi bangunannya sangat layak, baru, dan representatif untuk dijadikan asrama sekaligus ruang belajar bagi para siswa. Selain bangunan utama, terdapat pula gedung terpisah yang akan digunakan sebagai ruang kelas, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang guru, serta fasilitas pembelajaran pendukung lainnya.

Keunggulan lokasi ini tidak hanya dari sisi infrastruktur. Wisma Atlet berada dalam kawasan olahraga yang dilengkapi dengan lapangan sepak bola, kolam renang, dan arena softball. Fasilitas ini akan dimanfaatkan sebagai bagian dari kegiatan pengembangan karakter dan kebugaran siswa Sekolah Rakyat.

Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, lokasi permanen Sekolah Rakyat juga telah disiapkan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, dengan luas lahan 7,6 hektare ditambah 5 hektare. Saat ini, pembangunan sekolah di lokasi tersebut sedang disiapkan oleh Kementerian Sosial dan Kementerian PUPR, dengan target selesai pada akhir tahun ajaran 2025.

"Lokasi ini jauh dari kebisingan, cocok untuk sistem boarding school. Insya Allah akan menjadi tempat belajar yang kondusif untuk jenjang SD, SMP, dan SMA," tambah Supardian.

Sekolah Rakyat di Desa Lebak Muncang nantinya dirancang untuk menampung hingga 1.000 siswa, lengkap dengan berbagai fasilitas pendidikan dan pengasuhan yang sesuai standar. Untuk jenjang SD, pendekatan khusus kepada orang tua sedang dilakukan mengingat anak usia dini perlu penyesuaian sebelum tinggal terpisah dari keluarga.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Kabupaten Bandung, Ali Syakieb, menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran Sekolah Rakyat.

"Sekolah Rakyat mampu mengubah cara pandang masyarakat. Ini bukan program jangka pendek, ini menyasar manusia dan masa depan mereka," ucapnya.

Adapun, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah bentuk investasi spiritual jangka panjang.

"Sekolah Rakyat adalah alat menaikkan kapasitas generasi penerus. Ini bukan tugas kedinasan biasa, ini tugas spiritual. Hasilnya baru akan terlihat mulai sekarang sampai 20 tahun ke depan," tegasnya.

Sekolah Rakyat di Kabupaten Bandung bukan hanya tentang pendidikan formal, melainkan ikhtiar kolektif negara, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk menghadirkan masa depan yang lebih adil, manusiawi, dan penuh harapan bagi anak-anak Indonesia.

Simak juga Video: 63 Titik Sekolah Rakyat Mulai Beroperasi Juli 2025

(akd/akd)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial