Erick Soal Larangan Indonesia Gelar Olimpiade 2036: Bukan Harga Mati

13 hours ago 2

CNN Indonesia

Jumat, 24 Okt 2025 16:38 WIB

Menpora Erick Thohir mengatakan larangan Komite Olimpiade Internasional (IOC) soal rencana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 bukan harga mati. Erick Thohir menyebut larangan IOC soal rencana Indonesia gelar Olimpiade bukan harga mati. (Andre/Kemenpora)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menpora Erick Thohir mengatakan larangan Komite Olimpiade Internasional (IOC) soal rencana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 bukan harga mati.

IOC memutuskan untuk membekukan segala bentuk komunikasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait peluang menjadi tuan rumah Olimpiade dan ajang multi-cabang turunan di bawah IOC.

IOC juga meminta seluruh federasi olahraga internasional untuk tidak menggelar pertandingan atau kejuaraan dunia di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan tersebut dibuat IOC setelah Indonesia melarang atlet Israel berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta. Terkait larangan IOC tersebut, Erick Thohir menyebut hal itu bukan harga mati.

"Landasan kita berorganisasi kan musyawarah mufakat. Mungkin kita ajarkan juga dunia internasional hal itu. Kita coba sampaikan. Itu bukan harga mati," kata Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/10).

Menpora juga menyebutkan, saat ini Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) sedang berkomunikasi dengan IOC mengenai rencana menggelar Olimpiade 2036.

"Kalau dari surat, sementara diberhentikan. KOI sedang komunikasi. Stance (pendirian) kita sebagai pemerintah, ada UUD dan event-nya jangan sampai terganggu. Kita harus pastikan event berjalan baik," tutur Erick.

Guna mencegah hal serupa tidak terulang, Erick Thohir mengatakan Indonesia akan tetap menjalankan kesepakatan dengan IOC. Dia juga mengingatkan federasi olahraga di Indonesia untuk tidak mengajukan rencana jadi tuan rumah secara mendadak.

"Kembali, kita berdasarkan black and white surat dari IOC, itu saja yang coba kita komunikasikan dari KOI ke IOC atau PB (pengurus besar) dengan federasi internasionalnya."

"Payung hukumnya UUD 1945 dan kita mendukung solidaritas olahraga nasional dan internasional, tak ada diskriminasi, tapi isu keamanan penting. Dan gak boleh mendadak. Persiapan atletnya harus baik kalau jadi tuan rumah," ucap Erick.

[Gambas:Video CNN]

(abs/jun)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial