Efisiensi ala Xi Jinping

2 weeks ago 17
Jakarta -

Banyak negara mulai menerapkan kebijakan efisiensi di tengah situasi global yang tak pasti. Tak terkecuali China. Namun, bagaimana Presiden China Xi Jinping menerapkan kebijakan efisiensi ini?

Pemerintah China mengimbau para pejabatnya di seluruh wilayah negara tersebut untuk mengurangi pemborosan pengeluaran untuk perjalanan, makanan, dan ruang kantor. Imbauan ini menjadi pertanda dorongan penghematan atau efisiensi oleh Presiden Xi Jinping saat negara itu dalam proses pemulihan ekonomi.

Pemberitahuan yang dirilis pemerintah China dan Partai Komunis yang berkuasa di negara itu, seperti dilansir Bloomberg dan The Straits Times, Senin (19/5/2025), juga mencakup pengeluaran untuk resepsi, minuman beralkohol dan rokok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor berita Xinhua melaporkan soal imbauan pemerintah untuk para pejabat China itu dalam artikelnya pada Minggu (18/5) waktu setempat.

Pemberitahuan tersebut, menurut laporan Xinhua, menyerukan "ketekunan dan penghematan yang ketat, dan menentang tindakan menghambur-hamburkan dan pemborosan".

"Pemborosan itu memalukan dan ekonomi itu mulia," sebut Xinhua dalam laporannya.

Bagaimana kebijakan ini diterapkan? Baca halaman selanjutnya.

Pangkas Pengeluaran

Chinese President Xi Jinping looks on as he meets with U.S. Secretary of State Antony Blinken (not pictured) in the Great Hall of the People in Beijing, China, June 19, 2023. REUTERS/Leah Millis/Pool Foto: Presiden China Xi Jinping (REUTERS/Leah Millis/Pool)

Aturan pengeluaran terbaru untuk para pejabat China itu merupakan penegasan kembali dari kebijakan Xi agar jajaran pejabatnya memangkas pengeluaran karena adanya penurunan pendapatan negara dari penjualan tanah, yang menguras anggaran, dan pemerintah daerah menghadapi beban utang yang besar.

Pemerintah pusat Beijing memberitahu para pejabat China pada akhir tahun 2023 lalu, untuk "membiasakan diri berhemat".

Langkah tersebut memperkuat kebijakan Xi yang bertujuan mengendalikan korupsi dan aksi pamer kekayaan di kalangan pejabat pemerintahan China.

Tahun 2024 lalu, otoritas China memulai upaya terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengatasi risiko dari utang pemerintah daerah. Langkah itu dimaksudkan untuk memangkas risiko gagal bayar dan memerikan ruang bagi pemerintah daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pemulihan Ekonomi China Pascapandemi

Chinas President Xi Jinping arrives to attend the APEC Economic Leaders Meeting during the Asia-Pacific Economic Cooperation, APEC summit, Saturday, Nov. 19, 2022, in Bangkok, Thailand. (Jack Taylor/Pool Photo via AP) Foto: Presiden Xi Jinping (Jack Taylor/Pool Photo via AP)

Sebelumnya, China telah berupaya untuk memulihkan kondisi ekonominya sejak 2023. Seperti dilansir DW, pada pembukaan Kongres Rakyat Nasional di Beijing, Minggu (5/3/2023), mantan Perdana Menteri China, Li Keqiang, mewanti-wanti terhadap situasi global yang kian tidak menentu. Di depan sekitar 3.000 peserta yang hadir , dia menyerukan modernisasi Pasukan Pembebasan Rakyat Cina (PLA), "demi memperkuat kesiagaan tempur dan menambah kemampuan militer," katanya.

Konges tahunan petinggi Partai Komunis itu sebenarnya didominasi isu ekonomi. Sejak pandemi Covid-19 pada 2020, pertumbuhan ekonomi Cina anjlok di kisaran tiga persen di bawah rezim nol-Covid yang kekat.

Pemerintah menetapkan target pertumbuhan sebesar lima persen. Bahwa angka tersebut terkesan kurang ambisius, dijawab Li Keqiang dengan merujuk pada ketidakpastian situasi geopolitik global.

Angka inflasi di seluruh dunia tetap akan tinggi, sementara pertumbuhan perdagangan internasional cendrung melambat, kata dia. "Upaya asing untuk menundukkan dan menghambat Cina juga semakin gencar," imbuhnya, merujuk pada kebijakan AS yang melarang Cina membeli produk berteknologi tinggi.

Zhao Chenxin, Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), mengklaim pertumbuhan didorong sektor pariwisata dan retail, serta tingginya angka konsumsi domestik selama Tahun Baru. "Perekonomian Cina terus tumbuh secara stabil," kata dia. "Target sebesar lima persen sudah sesuai dengan momentum ekonomi saat ini. Dan target itu bisa menjadi acuan bagi semua pihak untuk fokus pada kualitas dan efisiensi pertumbuhan ekonomi.

(rdp/rdp)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial