BPS: Ketimpangan Gender di Jakarta Terendah Se-Indonesia, Yogyakarta Kedua

2 months ago 17
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) 2024. Dalam publikasi itu, BPS menyebut ketimpangan gender di Jakarta paling rendah se-Indonesia.

Dilihat dari situs resmi BPS, Senin (4/8/2025), IKG 2024 dirilis pada 31 Juli 2025. Buku tersebut dibuat karena masih ada kesenjangan gender di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPS menyebut ada beragam kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan gender. IKG sendiri merujuk pada metodologi yang digunakan oleh United Nation Development Programme (UNDP) dalam penyusunan Gender Inequality Index (GII) 2010 dengan menyesuaikan data yang tersedia.

"IKG hanya berfokus mengukur kesenjangan pencapaian antara perempuan dan laki-laki dalam tiga dimensi yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja," demikian tertulis dalam abstraksi IKG.

BPS menggunakan tiga dimensi dalam menyusun indeks ketimpangan gender, yakni:

1. Dimensi kesehatan reproduksi dengan indikator proporsi perempuan 15-49 tahun yang dalam 2 tahun terakhir melahirkan anak lahir hidup terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF) serta proporsi perempuan 15-49 tahun yang saat melahirkan anak lahir hidup pertama berusia

2. Dimensi pemberdayaan dengan indikator persentase penduduk 25 tahun ke atas dengan pendidikan minimal SMA dan persentase anggota legislatif.

3. Dimensi pasar tenaga kerja dengan indikator tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).

"IKG memiliki nilai antara 0 sampai dengan 1. Angka 0 mencerminkan adanya kesetaraan gender yang sempurna yang menyebabkan pencapaian pembangunan ada pada tingkat optimalnya, dan angka 1 mencerminkan kesenjangan gender yang sempurna yang menyebabkan kerugian total dalam pencapaian pembangunan akibat adanya ketidaksetaraan gender tersebut," tulis BPS.

Lalu bagaimana indeks ketimpangan gender Indonesia pada tahun 2024?

BPS menyatakan indeks ketimpangan gender Indonesia pada tahun 2024 berada di angka 0,421. Menurut BPS, angka itu turun 0,026 poin dibanding tahun 2023 yang berarti menunjukkan kesetaraan gender di Indonesia meningkat.

"Merupakan penurunan terdalam selama periode 2018-2024 (Gambar 3.1). IKG juga menunjukkan tren penurunan yang konsisten sejak tahun 2018. Penurunan ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam capaian kesetaraan gender di Indonesia. Semakin kecil IKG maka ketimpangan antara laki-laki dan perempuan semakin rendah (semakin membaik)," demikian tulis BPS.

BPS menyebut penurunan IKG pada tahun 2024 didukung oleh perbaikan terutama dimensi pasar tenaga kerja. Menurut data BPS, peningkatan TPAK perempuan yang lebih tinggi dibanding laki-laki menunjukkan perbaikan capaian kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam kegiatan ekonomi produktif pada tahun 2024.

"Pada dimensi kesehatan reproduksi juga menunjukkan perbaikan dengan semakin menurunnya angka perempuan melahirkan tidak di fasilitas kesehatan dan angka fertilitas remaja. Sementara itu, peningkatan capaian kesetaraan laki-laki dan perempuan pada dimensi pemberdayaan cenderung menurun. Keterlibatan perempuan di parlemen relatif stagnan, sementara peningkatan persentase perempuan berpendidikan minimal SMA lebih lambat dari laki-laki," demikian tulis BPS.

BPS juga menguraikan data ketimpangan gender di setiap provinsi. Hasilnya, DKI Jakarta menjadi daerah dengan ketimpangan gender paling rendah se-Indonesia pada tahun 2024.

"Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan pencapaian ketimpangan gender terendah, yang mengartikan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan di Provinsi DKI Jakarta paling baik. Provinsi selanjutnya dengan ketimpangan gender terendah dan berada di bawah angka 0,200 adalah DI Yogyakarta (0,163) dan Bali (0,183). Rendahnya angka IKG di ketiga provinsi ini didukung oleh perbaikan pada indikator proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan hidup dalam dua tahun terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF)," tulis BPS.

Sementara, provinsi dengan IKG tertinggi ialah Papua Pegunungan, Papua Barat dan Maluku. Menurut BPS, capaian pembangunan gender di wilayah sisi timur Indonesia masih belum optimal sebagai dampak adanya ketimpangan gender di bidang kesehatan, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.

"DKI Jakarta juga merupakan provinsi dengan penurunan IKG tercepat pada tahun 2024, yaitu sebesar 42,57 persen. Angka ini didorong dari penurunan proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan hidup dalam dua tahun terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF) menjadi 0 poin, penurunan gap keterwakilan anggota legislatif, dan gap tingkat partisipasi angkatan kerja," tulis BPS.

(haf/dhn)


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial