Asap tebal membubung di langit Marseille, kota terbesar kedua Prancis, saat kebakaran hutan menjalar hingga pinggir kota pada Selasa (8/7/2025), menyelimuti area pelabuhan dan pusat kota. (REUTERS/Alexandre Dimou)
Kebakaran yang bermula di Les Pennes‑Mirabeau dipicu oleh angin Mistral kencang hingga 70 km/jam, mendorong kobaran api cepat menyebar dan mengepung urban Marseille dengan asap pekat. (REUTERS/Alexandre Dimou)
Penduduk menggambarkan suasana “apokaliptik”—langit berubah abu‑abu, bau hangus menyengat di jalanan dan di dalam rumah, memaksa ratusan warga mengurung diri dan menutup jendela guna menghindari asap berbahaya. (REUTERS/Alexandre Dimou)
Otoritas menetapkan peringatan kesehatan: warga diimbau tetap di dalam rumah, menutup ventilasi, dan menutup jalan untuk memberi ruang bagi petugas penanganan darurat. (REUTERS/Alexandre Dimou)
Transportasi publik lumpuh: Bandara Marseille‑Provence ditutup sementara, penerbangan dialihkan ke Nice dan Nimes, serta layanan kereta dan jalan raya dihentikan karena asap mengganggu penerbangan dan pandangan di jalan. (REUTERS/Alexandre Dimou)
Sekitar 720–1.000 petugas pemadam dikerahkan, termasuk helikopter dan pesawat pengebom air Kanada (Canadair), untuk menahan laju kebakaran di pinggiran kota sambil mengurangi polusi udara akibat asap. (REUTERS/Pompiers13)
Meskipun api sudah “terkendali” di beberapa titik, kondisi tetap rapuh karena angin Mistral yang bertahan malam itu, yang bisa menyulut kembali api atau memperluas area terdampak asap. (REUTERS/Pompiers13)
Kebakaran ini menjadi bagian dari gelombang panas dan serangkaian kebakaran hebat di kawasan Mediterania, mencerminkan semakin seringnya bencana udara akibat perubahan iklim, yang semakin menyulitkan pengendalian asap beracun. (REUTERS/Alexandre Dimou)