Apa Skenario Terburuk Jika Iran-Israel Kian Memanas?

8 hours ago 3

Jakarta -

Saat ini, pertikaian antara Israel dan Iran tampaknya masih terbatas pada kedua negara tersebut. Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai forum internasional lainnya, seruan untuk menahan diri terus dilontarkan.

Namun, bagaimana jika seruan tersebut diabaikan? Bagaimana jika pertempuran justru memburuk dan meluas?

Berikut adalah beberapa skenario terburuk yang mungkin terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amerika terseret dalam pertikaian Israel-Iran

Meskipun Amerika Serikat (AS) terus menyangkal, Iran jelas meyakini bahwa pasukan AS mendukung dan setidaknya secara diam-diam merestui serangan Israel.

Iran dapat menyerang target AS di seluruh Timur Tengah seperti kamp pasukan khusus di Irak, pangkalan militer di Teluk, dan misi diplomatik di kawasan itu.

Pasukan proksi Iran, yaitu Hamas dan Hizbullah, mungkin telah banyak berkurang kekuatannya, namun milisi pendukungnya di Irak tetap bersenjata dan utuh.

AS telah mengantisipasi kemungkinan ini dan telah menarik sejumlah personelnya.

Dalam pesan publiknya, AS telah memperingatkan Iran dengan tegas mengenai konsekuensi jika ada serangan terhadap target Amerika.

Lalu, apa yang akan terjadi jika seorang warga negara AS terbunuh, misalnya di Tel Aviv atau di tempat lain?

Presiden AS, Donald Trump, mungkin akan terpaksa bertindak. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah lama dituduh ingin menyeret AS untuk membantunya mengalahkan Iran.

Para analis militer menyatakan bahwa hanya AS yang punya pesawat pengebom dan bom penghancur bunker yang mampu menembus fasilitas nuklir terdalam milik Iran, terutama di Fordow.

Baca juga:

Trump telah berjanji kepada konstituen pendukungnya, MAGA, bahwa ia tidak akan memulai "perang abadi" di Timur Tengah.

Namun, di sisi lain, banyak Republikan mendukung pemerintah Israel. Mereka berpandangan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengganti rezim di Teheran.

Namun, jika AS benar-benar ikut aktif terlibat dalam pertikaian, eskalasinya akan membesar dengan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi menghancurkan.

Negara-negara Teluk turut terseret

Jika Iran gagal menghancurkan target militer Israel yang terlindungi dengan baik, mereka masih bisa mengarahkan misilnya ke target yang lebih "lunak" di kawasan Teluk.

Terutama, negara-negara yang selama bertahun-tahun diyakini Iran telah membantu dan bersekongkol dengan musuh-musuhnya.

Ada banyak target energi dan infrastruktur yang rentan di kawasan itu.

Ingat, Iran pernah dituduh menyerang ladang minyak Arab Saudi pada 2019.

Kemudian proksi mereka, Houthi, juga menyerang target di Uni Emirat Arab pada 2022.

Demonstrasi, IsraelReutersSeorang demonstran terlihat memegang plakat saat aksi protes menentang serangan Israel terhadap Iran di New York.

Sejak serangan-serangan tersebut, memang telah terjadi semacam rekonsiliasi antara Iran dan beberapa negara di kawasan.

Namun, negara-negara Teluk ini adalah tuan rumah bagi pangkalan udara AS. Bahkan, beberapa di antaranya secara diam-diam ikut membantu pertahanan Israel dari serangan rudal Iran tahun lalu.

Jadi, jika kawasan Teluk diserang, negara-negara ini kemungkinan besar akan mendesak pesawat tempur AS untuk datang membela mereka, selain membela Israel.

Israel gagal menghancurkan kemampuan nuklir Iran

Bagaimana jika serangan Israel gagal? Bagaimana jika fasilitas nuklir Iran terlalu dalam dan terlindungi dengan sangat baik? Bagaimana jika 400 kg uranium yang diperkaya hingga taraf 60%bahan bakar nuklir yang hanya selangkah lagi mencapai kadar untuk memproduksi sekitar 10 bom tidak hancur?

Fasilitas nuklir Iran diyakini tersembunyi jauh di dalam terowongan rahasia. Israel mungkin telah membunuh beberapa ilmuwan nuklir, tetapi tidak ada bom yang bisa menghancurkan pengetahuan dan keahlian Iran.

Bagaimana jika serangan Israel justru meyakinkan pemimpin Iran bahwa satu-satunya cara untuk menghalau serangan lebih lanjut adalah mencapai kemampuan senjata nuklir secepat mungkin?

Baca juga:

Bagaimana jika para pemimpin militer yang baru di meja perundingan itu lebih keras kepala dan kurang hati-hati dibandingkan para pendahulu mereka yang telah tewas?

Paling tidak, hal ini bisa memaksa Israel untuk melakukan serangan lebih lanjut, yang berpotensi mengikat wilayah tersebut dalam siklus serangan balik yang berkelanjutan.

Orang Israel memiliki frasa yang brutal untuk strategi ini; mereka menyebutnya "memotong rumput".

Terjadi goncangan ekonomi global

Harga minyak bumi saat ini sudah melonjak tajam.

Bagaimana jika Iran mencoba menutup Selat Hormuz, yang semakin membatasi pergerakan pengiriman minyak?

Bagaimana jika pasukan Houthi di Yaman menggandakan upaya mereka untuk menyerang pelayaran di Laut Merah?

Mereka adalah satu-satunya sekutu proksi Iran yang tersisa.

Banyak negara di seluruh dunia sudah menderita krisis biaya hidup. Kenaikan harga minyak akan menambah inflasi pada sistem ekonomi global yang sudah kewalahan di bawah beban perang tarif Trump.

Dan jangan lupa, satu-satunya orang yang diuntungkan dari kenaikan harga minyak adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang tiba-tiba akan melihat uang miliaran dolar membanjiri kas Kremlin untuk membiayai perangnya melawan Ukraina.

Kejatuhan rezim Iran memicu kekosongan kekuasaan

Bagaimana jika Israel berhasil mencapai tujuan jangka panjangnya untuk memaksa keruntuhan rezim revolusioner Islam di Iran?

Netanyahu mengeklaim tujuan utamanya adalah menghancurkan kemampuan nuklir Iran.

Namun, ia memperjelas dalam pernyataannya kemarin bahwa tujuan yang lebih luas melibatkan perubahan rezim.

Ia mengatakan kepada "rakyat Iran yang bangga" bahwa serangannya "membuka jalan bagi Anda untuk mencapai kebebasan" dari apa yang ia sebut "rezim jahat dan opresif" mereka.

Menjatuhkan pemerintahan Iran mungkin menarik bagi beberapa pihak di kawasan, terutama sebagian warga Israel. Namun, kekosongan apa yang mungkin ditimbulkannya?

Konsekuensi tak terduga apa yang akan terjadi? Seperti apa konflik sipil di Iran? Banyak yang bisa mengingat apa yang terjadi pada Irak dan Libya ketika pemerintahan pusat yang kuat digulingkan.

Jadi, banyak hal akan bergantung pada bagaimana konflik ini berkembang dalam beberapa hari ke depan.

Seberapa keras dan bagaimana Iran akan membalas? Dan kendali seperti apa jika ada yang bisa AS berikan pada Israel? Jawaban atas dua pertanyaan itulah yang akan menentukan banyak hal.

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial