Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian merangkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pemerintah tengah menyiapkan program besar pengembangan peternakan ayam pedaging dan petelur untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah ini untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus menggerakkan ekonomi desa.
Amran menyebut kenaikan harga ayam belakangan ini justru merupakan sinyal positif dari bergulirnya aktivitas ekonomi di daerah. Ia menilai kenaikan tersebut bukan karena gejolak pasokan, melainkan karena meningkatnya permintaan yang dipicu oleh pelaksanaan program MBG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayam memang membuat (harga) juga naik. Ini bagus, naiknya ini bagus karena ada MBG. Inilah program strategis Bapak Presiden (Prabowo Subianto), ada pergerakan ekonomi di desa-desa," ujar Amran dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025, Selasa (4/11).
Ia menjelaskan pemerintah telah menyusun peta jalan untuk membangun ekosistem peternakan ayam nasional, mencakup produksi ayam petelur, ayam pedaging, hingga sistem logistik dan pemasarannya.
Lokasi pengembangan akan difokuskan pada daerah yang harga pangannya masih tinggi agar dapat membantu menstabilkan harga sekaligus memperluas produksi.
"Nanti kami sudah buat program, kami diperintahkan menyusun program membangun ekosistem telur, peternakan ayam untuk telur dan untuk pedaging ke depan. Kami akan sisir di mana saja harga tinggi. Di situ kami akan membangun pengembangan peternakan ayam (pedaging)-petelur," ujar Amran.
Berdasarkan perhitungan Bapanas, kebutuhan tambahan untuk menopang program MBG mencapai 700 ribu ton telur dan 1,1 juta ton ayam pedaging per tahun.
Pengembangan tersebut diproyeksikan akan menciptakan 1,4 juta lapangan kerja baru di seluruh Indonesia, terutama di sektor peternakan rakyat.
Dari paparan Amran, program pengembangan peternakan ayam ini akan digerakkan melalui dua ekosistem besar, yakni ayam petelur dan ayam pedaging.
Untuk ayam petelur, BUMN pangan akan menyediakan grand parent stock (GPS), parent stock (PS), pakan, vaksin, obat, hingga logistik dan pemasaran.
Produksi ayam muda (pullet) ditargetkan mencapai 60,27 juta ekor yang kemudian dikelola oleh peternak melalui Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.
Dari sana, dihasilkan sekitar 54,79 juta ekor ayam petelur dengan kapasitas produksi 1 juta ton telur per tahun, di mana 0,7 juta ton di antaranya disiapkan untuk kebutuhan MBG bagi 82,9 juta penerima manfaat.
Sementara untuk ayam pedaging, model pengembangannya serupa. BUMN pangan akan menyiapkan GPS, PS, FS, pakan, obat hewan, fasilitas RPHU dan pengolahan daging, serta sistem cold storage, logistik, dan pemasaran.
Produksi ditargetkan mencapai 1,23 miliar ekor ayam pedaging dengan kapasitas 1,5 juta ton daging per tahun, di mana 1,1 juta ton di antaranya akan diserap untuk kebutuhan program MBG.
Amran menambahkan upaya ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan dan menekan inflasi. Ia menyebut indikator terkini menunjukkan situasi pangan yang mulai membaik.
"Kami ikut menggerakkan produksi, mendorong produksi agar inflasi pangan bisa terkendali. Tapi kami juga bersyukur sekarang beras deflasi, lima tahun terakhir mungkin pertama terjadi deflasi di bulan paceklik, istilah kita paceklik," ujarnya.
(sfr/sfr)

3 hours ago
3
































