Ada AS Saat Thailand-Kamboja Rembug soal Gencatan

18 hours ago 3
Jakarta -

Pihak Thailand dan Kamboja melakukan perundingan gencatan senjata di Malaysia. Pihak Amerika Serikat (AS) hadir dalam perundingan itu.

Dilansir Reuters, Senin (28/7/2025), Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya menyebut Presiden AS Donald Trump dan Menlu AS Marco Rubio telah berkoordinasi dengan mitranya dari masing-masing negara dan memantau situasi dengan sangat cermat. Ia berharap konflik antara Thailand dan Kamboja segera berakhir.

"Kami ingin konflik ini berakhir sesegera mungkin," ujar Rubio.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para pejabat Departemen Luar Negeri berada di Malaysia untuk membantu upaya perdamaian ini," tambahnya.

Perundingan itu berlangsung hari Senin (28/7) di Malaysia. Perundingan diselenggarakan oleh Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini.

Sebelumnya, Trump mengklaim telah berbicara langsung dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyatakan, "Mereka telah sepakat untuk segera bertemu dan segera menyusun gencatan senjata dan, pada akhirnya, perdamaian!"

Trump juga memberi tekanan ekonomi. Ia menyebut tidak akan melakukan perundingan tarif dengan Thailand dan Kamboja hingga keduanya menghentikan pertempuran.

"Mereka juga ingin kembali ke 'meja perundingan' dengan Amerika Serikat, yang menurut kami tidak pantas dilakukan sampai pertempuran berhenti," tulisnya.

Sebelumnya, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif sebesar 36% atas sebagian besar ekspor kedua negara ke AS mulai 1 Agustus, kecuali gencatan senjata tercapai.

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja telah meningkat sejak tewasnya seorang tentara Kamboja pada akhir Mei dalam pertempuran singkat di perbatasan. Pasukan perbatasan di kedua belah pihak diperkuat di tengah krisis diplomatik yang berkepanjangan yang membawa pemerintahan koalisi Thailand yang rapuh ke ambang kehancuran.

Konflik perbatasan kembali terjadi pada hari Kamis dan hanya dalam empat hari, meningkat menjadi pertempuran terburuk antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut dalam lebih dari satu dekade.

Kata PM Thailand dan Kamboja soal Perundingan

Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, mengatakan dirinya tidak meyakini Kamboja bertindak "dengan itikad baik" saat dirinya hendak terbang ke Malaysia untuk menghadiri perundingan tersebut.

"Kami tidak meyakini Kamboja bertindak dengan itikad baik, berdasarkan tindakan mereka dalam menangani masalah ini," ujar Phumtham saat berbicara kepada wartawan di bandara Bangkok pada Senin (28/7) saat bentrokan perbatasan memasuki hari kelima.

"Mereka perlu menunjukkan niat yang tulus, dan kami akan menilai hal itu selama pertemuan," imbuhnya.

Sementara itu PM Kamboja Hun Manet mengatakan perundingan tersebut diselenggarakan bersama oleh AS dengan partisipasi China.

Dalam pernyataan terpisah, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengusulkan perundingan gencatan senjata untuk menyelesaikan sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Anwar mengatakan dirinya berharap dapat memimpin negosiasi setelah diminta oleh perwakilan pemerintah kedua negara.

Anwar Ibrahim Umumkan Thailand-Kamboja Sepakat Gencatan Senjata

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa Thailand dan Kamboja akan memasuki gencatan senjata tanpa syarat mulai Senin (28/7) tengah malam.

"Baik Kamboja maupun Thailand mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut: Pertama, gencatan senjata segera dan tanpa syarat yang berlaku mulai 24 jam waktu setempat, tengah malam tanggal 28 Juli 2025, malam ini," ujar Anwar setelah perundingan mediasi di Malaysia, dilansir dari kantor berita AFP, Senin (28/7).

(lir/lir)


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial