Jakarta, CNN Indonesia --
Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, banyak orang hanya bisa bertahan dengan penghasilan pas-pasan seperti sekarang ini.
Fenomena ini kerap disebut job hugging.
Ini adalah kondisi ketika seseorang memilih bertahan di pekerjaan yang ada meski gaji minim, karena takut kehilangan satu-satunya sumber pendapatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski bertahan itu penting, mengelola keuangan dengan tepat menjadi kunci agar kondisi finansial tetap sehat.
Bagaimana caranya?
1. Tetap bertahan dan tapi jangan berhenti berusaha
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan bertahan di pekerjaan yang ada masih lebih baik daripada tidak memiliki penghasilan sama sekali. Namun, kondisi itu tidak boleh dijadikan alasan untuk berhenti berusaha.
"Bertahan ini harus diniatkan tidak selamanya. Untuk memperbaiki kondisi, harus berusaha mencari pekerjaan lain yang lebih mencukupi atau lebih giat menjalankan usaha," kata Andi.
2. Susun prioritas keuangan
Andi menekankan pentingnya membuat skala prioritas dalam pengeluaran:
Prioritas utama: kebutuhan wajib seperti cicilan utang, sewa kontrakan/kos, listrik, air, hingga uang sekolah anak.
Prioritas kedua: kebutuhan penting namun fleksibel, seperti makan, transportasi, kuota internet, dan menabung.
Prioritas terakhir: kebutuhan hiburan atau kesenangan, misalnya jajan atau me time.
Dalam praktiknya, Andi menyarankan rumus sederhana yakni 10 persen untuk tabungan/investasi dan dana darurat, 30 persen untuk cicilan utang, dan 50 persen untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Dana darurat adalah wajib
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Dandy mengingatkan pentingnya memiliki dana darurat setidaknya sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan.
"Tujuannya untuk berjaga-jaga pada kondisi di luar kontrol, seperti terkena PHK atau bahkan krisis yang membuat harga barang naik mendadak," jelasnya.
4. Gunakan formula budgeting yang sesuai
Dandy menambahkan ada banyak metode untuk mengatur cashflow, misalnya 50-30-20, 70-20-10, atau formula lain yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan. Intinya, urutannya jelas:
1. Dahulukan kewajiban (maksimal 30 persen).
2. Sisihkan untuk menabung dan investasi (10-20 persen).
3. Sisanya untuk konsumsi (50-60 persen).
Ia juga menyarankan agar semua pemasukan dan pengeluaran dicatat, baik menggunakan aplikasi keuangan di smartphone maupun template Google Sheet. Dengan begitu, aliran uang bisa lebih terpantau.
5. Cari sumber pemasukan tambahan
Selain mengatur keuangan, meningkatkan penghasilan juga perlu dipikirkan. Dandy menyarankan agar mulai mempertimbangkan side job atau pekerjaan tambahan.
"Alokasikan sebagian dana untuk upgrade skill, sertifikasi, atau kursus yang bisa menambah portofolio dan kemampuan. Dengan begitu, peluang mendapatkan pekerjaan lebih baik atau penghasilan tambahan akan terbuka," ujarnya.
(agt)