Studi Sebut Stres Manusia Modern Ibarat Rasa Panik Menghadapi Singa

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Di zaman kiwari, stres dianggap sebagai perkara lumrah. Tekanan hidup yang tinggi jadi salah satu pemicu utama stres.

Sebuah studi teranyar bahkan menyebutkan bahwa stres yang dialami manusia zaman kiwari ibarat menghadapi hewan buas seperti singa setiap hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi ini dilakukan oleh dua antropolog, Colin Shaw dari Zurich University, Swiss dan Daniel Longman dan Loughborough University, Inggris. Mereka mengatakan, kehidupan sehari-hari manusia masa kini dipenuhi oleh stressor, mulai dari banyaknya surat elektronik (surel) hingga suara bising jalanan.

Sebagai akibatnya, tubuh manusia selalu dalam kondisi waspada. Hal ini, menurut mereka, tidak terjadi dalam sebagian besar sejarah manusia.

Tingkat stres ini, lanjut mereka, memicu banyak masalah dalam tubuh, termasuk penurunan kognitif, penyakit autoimun, dan penurunan kesuburan.

Studi ini juga meninjau bukti kebugaran yang lebih buruk di antara mereka yang tinggal di perkotaan. Hal ini disebabkan oleh hubungan antara polusi udara, kerusakan otak, dan faktor lainnya.

Ditambah lagi stressor berupa cahaya buatan, paparan mikroplastik, hingga gaya hidup yang lebih banyak duduk. Kesemuanya bisa membuat tubuh semakin rusak.

"Tubuh kita bereaksi seolah-olah semua pemicu stres ini adalah singa. Entah itu debat dengan pasangan atau atasan, kebisingan lalu lintas, tapi semuanya memicu sistem respons stres sama: seperti sedang menghadapi singa," ujar Shaw, melansir Science Direct.

Studi ini pada dasarnya merupakan rangkuman dari semua penelitian sebelumnya tentang potensi dampak buruk kehidupan dan lingkungan pada abad ke-21.

Analisis ini menyebutkan, meski manusia masa kini banyak membuat kemajuan dan kesuksesan, namun pada dasarnya mereka adalah manusia yang lebih cemas dan lebih mudah depresi daripada nenek moyangnya.

Untuk mengurangi tekanan tersebut, Shaw menganjurkan setiap orang untuk menyempatkan diri menghabiskan waktu di alam. Jika tak bisa, menikmati foto pemandangan alam pun bisa membantu.

(asr)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial