CNN Indonesia
Minggu, 09 Nov 2025 16:40 WIB
Ilsutrasi. Satu orang ditemukan tewas, dan ratusan masih hilang saat kapal imigran tenggelam di perbatasan Malaysia. (iStockphoto/piranka)
Jakarta, CNN Indonesia --
Sedikitnya satu orang tewas dan puluhan lainnya masih hilang setelah sebuah perahu yang membawa ratusan migran tenggelam di perairan dekat perbatasan Malaysia dan Thailand, menurut otoritas setempat pada Minggu (9/11).
Kepolisian negara bagian Kedah melaporkan, kapal tersebut membawa sekitar 300 orang dan tenggelam tiga hari lalu di dekat Pulau Tarutao, kawasan yang terletak di utara pulau wisata Langkawi. Dari total penumpang, baru 10 orang berhasil diselamatkan, dan satu jenazah perempuan telah ditemukan.
"Perahu yang membawa sekitar 90 orang diyakini telah terbalik. Dua kapal lain dengan jumlah penumpang serupa juga dilaporkan hilang," kata Kepala Polisi Kedah, Adzli Abu Shah, seperti dikutip AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Maritim Negara Bagian Kedah dan Perlis, Laksamana Pertama Romli Mustafa, menyebutkan operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.
"Sejauh ini, kami menemukan 11 orang, termasuk satu jenazah. Masih ada kemungkinan korban lain ditemukan di laut," ujarnya.
Menurut laporan media setempat, di antara penyintas terdapat tiga pria asal Myanmar, dua warga Rohingya, dan seorang pria asal Bangladesh. Sementara korban tewas merupakan seorang perempuan Rohingya.
Para migran tersebut diketahui berangkat dari Buthidaung, Myanmar, dengan kapal besar menuju Malaysia. Namun, menjelang perbatasan, mereka diperintahkan berpindah ke tiga kapal kecil, masing-masing membawa sekitar 100 orang untuk menghindari deteksi aparat.
Malaysia memang telah lama menjadi tujuan utama para migran dari kawasan miskin di Asia, termasuk etnis Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan dan diskriminasi di Myanmar. Banyak dari mereka bekerja di sektor konstruksi dan pertanian, meski tanpa dokumen resmi.
Namun, perjalanan laut menuju negeri jiran kerap diwarnai bahaya. Kapal-kapal kecil yang kelebihan muatan sering kali karam di tengah laut, terutama dalam pelayaran ilegal yang difasilitasi sindikat penyelundupan manusia.
Tragedi serupa pernah terjadi pada Desember 2021, ketika lebih dari 20 migran tenggelam dalam serangkaian insiden kapal terbalik di perairan Malaysia.
(tis/tis)

4 hours ago
3


































