Ponpes Sidoarjo Ambruk, Pemerintah Bakal Evaluasi Gedung Pesantren

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meminta sejumlah kementerian dan lembaga terkait untuk evaluasi menyeluruh keamanan bangunan pendidikan, termasuk pondok pesantren di Indonesia.

Pratikno mengatakan evaluasi kelayakan konstruksi bangunan fasilitas pendidikan menjadi atensi pemerintah merespons peristiwa robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ambruknya bangunan ponpes Al Khoziny di Sidoarjo menjadi bencana non-alam akibat kegagalan teknologi dengan korban meninggal dunia terbanyak sepanjang tahun 2025. Ini harus menjadi perhatian kita semua agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata dia dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/10), melansir Antara.

Aspek keamanan infrastruktur bangunan pendidikan pasca-insiden yang menewaskan 67 orang santri tersebut menjadi pokok pembahasan dalam rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menko PMK di Jakarta, Jumat (10/10).

Pratikno dalam rapat tersebut juga menegaskan kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pekerjaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Basarnas dan pemerintah daerah harus saling bersinergi demi memastikan seluruh bangunan pendidikan memiliki struktur yang aman dan layak.

"Perlu dilakukan penguatan koordinasi antarinstansi, agar setiap proses pembangunan fasilitas pendidikan dan keagamaan dapat memenuhi persyaratan teknis serta diawasi secara ketat," ujarnya.

Pratikno mengapresiasi langkah cepat tim SAR gabungan dalam melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan terhadap santri Al Khoziny yang menjadi korban bangunan ambruk.

Ia menyebut penanganan darurat yang dilakukan sejak hari pertama menunjukkan komitmen pemerintah dalam merespons setiap bencana dengan cepat.

"Keselamatan anak-anak di sekolah dan pesantren adalah prioritas utama. Tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar lebih memperhatikan keamanan bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," ujarnya.

Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjamaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Hingga akhir pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 korban selamat, 67 meninggal dunia, termasuk delapan body part atau bagian tubuh.

Sampai dengan Jumat (10/10) malam, sebanyak 50 jenazah korban sudah berhasil diketahui identitasnya melalui proses identifikasi oleh Tim DVI di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial