Pertamina Dukung Ekonomi Lokal di Sumsel Lewat Budidaya Ikan Belida

12 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) ambil peran dalam menggerakkan ekonomi lokal Sumatera Selatan melalui budidaya ikan air tawar jenis belida, yang juga menjadi ikon Kota Palembang.

Dari Desa Sungai Gerong, Kabupaten Banyuasin, warga mendapatkan harapan baru lewat air. Program bertajuk Belida Musi Lestari ini dirancang untuk melestarikan ikan belida, dan di saat bersamaan, juga memperkuat ekonomi keluarga di sekitar wilayah operasional Pertamina Refinery Unit III Plaju.

Ikan belida (Chitala lopis) dikenal sebagai ikan endemik Sungai Musi yang populasinya kian menurun akibat perubahan lingkungan dan penangkapan berlebih. Melihat kondisi ini, Pertamina menggandeng masyarakat untuk terlibat dalam konservasi sekaligus menjadikannya peluang ekonomi baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertamina melalui RU III Plaju kemudian membantu mengembangkan kawasan perikanan terintegrasi di Sungai Gerong. Sedikitnya 30 kepala keluarga kini terlibat aktif dalam budidaya ikan air tawar di kolam tanah maupun kolam terpal.

Selain penyediaan sarana dan pelatihan, warga juga didorong untuk mandiri dalam pembuatan pakan ikan menggunakan bahan alami, seperti cacing sutra, tanaman indigofera, dan udang kaca.

Galih Arjuna Ismail dari CSR PT KPI RU III Plaju menambahkan, Pertamina juga memperkenalkan inovasi pemijahan semi-buatan yang telah dipatenkan. Inovasi ini terbukti berhasil mendorong keberhasilan penetasan ikan belida. Hingga kini, tercatat sekitar 370 anakan belida berhasil dikonservasi.

"Kami terus berinovasi agar pemijahan tidak hanya mengandalkan proses alami. Dengan metode semi-buatan, masyarakat bisa memperbanyak benih dan menjaga keberlanjutan populasi ikan belida," kata Galih.

Yudi, warga yang mempelopori budidaya ikan air tawar di daerah tersebut sejak 2012 menuturkan, mulanya ia membudidayakan nila, gurami, dan patin. Fokus terhadap budidaya ikan belida diputuskan sejak 2021.

"Saya harap teman-teman di sekitar sini mau ikut melestarikan belida, supaya anak cucu kita nanti masih bisa melihatnya, bukan cuma dengar cerita," kata Yudi.

Tidak berhenti di tahap budidaya, Pertamina juga mendukung warga mengembangkan olahan hasil panen. Sebagian masyarakat kini memproduksi ikan asap atau ikan salai, yang dijual dengan harga sekitar Rp90 ribu per kilogram. Dukungan diwujudkan antara lain dengan menghadirkan alat pengasapan modern berbasis teknologi kilang yang menjadikan proses produksi kini lebih efisien dan higienis.

Windi Larasari, salah satu pengolah ikan asap, mengaku usahanya semakin berkembang.

"Kalau dulu masih manual dan lama, sekarang bisa sampai 20 kilo sekali pengasapan, tergantung pesanan," ujar Windi.

Melalui program Belida Musi Lestari, Pertamina mendorong masyarakat Sungai Gerong memperoleh sumber penghasilan baru, juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem Sungai Musi.

Upaya ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara perusahaan dan masyarakat dapat berjalan beriringan, dengan melestarikan alam sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial