Pelatih Portugal Akui Tak Lihat Adu Penalti Lawan Brasil

1 hour ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 25 Nov 2025 15:45 WIB

Pelatih timnas Portugal U-17 Bino Macaes mengaku tidak melihat adu penalti timnya saat menghadapi Brasil dalam semifinal Piala Dunia U-17 2025. Bino Macaes mengaku tidak melihat momen Portugal U-17 adu penalti lawan Brasil. (Dok. @portugal)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pelatih timnas Portugal U-17 Bino Macaes mengaku tidak melihat adu penalti timnya saat menghadapi Brasil dalam semifinal Piala Dunia U-17 2025 di Lapangan 7 Aspire Zone, Senin (24/11).

Dalam semifinal itu, Portugal U-17 menang adu penalti 6-5 (0-0). Kiper Romario Cunha yang jadi penendang kelima Portugal gagal menjalankan tugasnya.

Beruntung bagi Portugal. Ruan Pablo yang jadi penendang kelima Brasil juga gagal jadi eksekutor. Adu penalti harus berlanjut hingga penendang tambahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keberuntungan Portugal berlanjut saat penendang ketujuh Brasil, Angelo, juga gagal menjalankan tugas. Portugal U-17 jadi pemenang dan lolos ke final.

Bimo Macaes mengaku tidak melihat momen adu penalti tersebut. Bagi sebagian orang, baik pemain atau pelatih, melihat adu penalti dan gagal jadi pemenang merupakan hal menyakitkan.

"Saya tidak melihat penalti dengan jelas, saya berusaha untuk tidak melihatnya. Saya tidak percaya takhayul, tapi itu hanya perasaan yang terkadang muncul," ujar Macaes dikutip dari Ojogo.

Lolos ke Piala Dunia U-17 2025 menjadi sejarah bagi Selecao das Quinas. Ini kali pertama Portugal lolos ke Piala Dunia U-17.

Dalam tiga penampilan sebelumnya di Piala Dunia U-17, penampilan terbaik Portugal mencapai peringkat ketiga. Yakni pada edisi 1989 saat kali pertama tampil pada ajang ini.

"Bagaimanapun, saya pikir itu adalah hadiah bagi tim kami atas semua yang telah kami lakukan," ucap Macaes.

Menurut Macaes, semifinal Piala Dunia U-17 2025 antara Portugal vs Brasil seperti duel tim senior. Macaes juga memuji penampilan epik anak asuhnya yang solid dalam bertahan.

"Itu adalah pertandingan untuk orang dewasa, mereka anak-anak berusia 17 tahun, tetapi itu adalah pertandingan untuk orang dewasa, baik secara taktik maupun intensitas yang mereka tunjukkan."

"Secara defensif, kami sangat kohesif dan saya pikir kami memiliki lebih banyak peluang mencetak gol daripada mereka. Kami kurang dalam penyelesaian akhir yang baik, tetapi sekali lagi selamat kepada para pemain kami," tutur Macaes.

[Gambas:Video CNN]

(sry/ptr)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial