CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2025 18:35 WIB
Ilustrasi. (iStockphoto/LaylaBird)
Jakarta, CNN Indonesia --
Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Obat-obatan dan Kejahatan (UNODC) dan Kantor PBB untuk Isu Perempuan menyampaikan laporan tentang kasus femisida atau pembunuhan terhadap perempuan yang semakin memprihatinkan.
UNODC melaporkan bahwa sebanyak 137 perempuan dewasa dan anak-anak tewas terbunuh oleh keluarga atau orang terdekatnya setiap hari. Dengan demikian satu perempuan terbunuh setiap menit pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total 83 ribu perempuan dewasa dan anak-anak terbunuh dan sebanyak 60 persen atau sekitar 50 ribu dibunuh oleh pasangan atau keluarga korban sendiri pada 2024.
Statistik tersebut amat kontras dengan 11 persen kaum lelaki yang tewas terbunuh oleh pasangan atau keluarga mereka.
"Femisida tidak terjadi begitu saja. Kasus ini kerap kali merupakan rangkaian kekerasan yang bermula pada perilaku yang dikendalikan, ancaman, dan pelecehan, termasuk secara online," kata Direktur Divisi Kebijakan Perempuan PBB, Sarah Hendriks.
"Kampanye PBB 16 hari tahun ini menggarisbawahi kekerasan digital tidak hanya terjadi di wilayah daring. Itu bisa meningkat secara luring dan dalam kasus terburuk, menyebabkan ancaman yang mematikan termasuk femisida," ucap Hendriks dalam situs UN Women.
Hendriks kemudian menegaskan bahwa setiap perempuan dewasa hingga anak-anak memiliki hak untuk hidup aman dalam segala aspeknya sehingga membutuhkan sistem yang bisa mengintervensi lebih awal.
Untuk mencegah kasus pembunuhan ini, ia mengatakan bahwa dibutuhkan penerapan Undang-undang yang mencegah kekerasan ini terwujud dalam kehidupan perempuan dewasa dan anak-anak secara daring dan luring, meminta pertanggungjawaban pelaku sebelum menjadi fatal.
Pelaksana Tugas Direktur UNODC John Brandolino menyoroti kekerasan domestik yang semakin parah terhadap kaum perempuan.
"Rumah masih menjadi tempat yang berbahaya dan terkadang amat mematikan bagi banyak perempuan dewasa dan anak-anak di seluruh dunia," kata Brandolino.
"Laporan singkat tentang femisida 2025 memberikan pengingat yang gamblang tentang perlunya strategi pencegahan serta respons peradilan pidana yang lebih baik mengatasi kasus femisida yang memperhitungkan kondisi memicu bentuk kekerasan ekstrem ini," ia menambahkan.
Catatan tambahan dari UNODC bahwa 50 ribu perempuan yang terbunuh oleh pasangan atau keluarga pada 2024, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 51.000 kasus.
(dna/bac)

2 hours ago
2































