Mimpi Seema Tello Jadi Kenyataan di Kejuaraan Dunia Senam 2025

3 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Seema Tello, pesenam putri Suriah, memang tak lolos ke final Kejuaraan Dunia Senam 2025, tetapi perjuangannya untuk bisa tampil di Indonesia Arena adalah kemenangan.

Dara 26 tahun ini berangkat sendiri ke Jakarta. Pelatihnya datang menyusul beberapa hari kemudian. Saat masa persiapan di Jakarta Convention Center (JCC), Seema sendirian.

Tampil di Kejuaraan Dunia Senam 2025 adalah debut internasional Seema. Ajang ini begitu istimewa, sebab ia pernah berhenti berlatih senam selama sembilan tahun karena perang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu perang yang pecah sejak 15 Maret 2011 itu terhenti pada 8 Desember 2024, Seema mulai berlatih senam lagi. Awalnya, Seema pesimistis bisa tampil di pentas internasional.

Namun, dengan perjuangan keras dan dukungan orang-orang tercinta, ia akhirnya tampil di Jakarta. Berikut wawancara eksklusif Seema dengan CNN Indonesia.

Bisa ceritakan kisah hidupmu hingga bergelut di dunia senam artistik?

Saya mulai senam sejak usia lima tahun. Ibu saya yang memasukkan saya ke dunia senam.

Saya memenangkan kompetisi nasional pertama saya saat berusia delapan tahun. Saya terus melakukan senam sampai akhirnya perang di Suriah terjadi.

Kami terpaksa berhenti selama lebih dari sembilan tahun. Tempat latihan kami dibom dan kami tidak bisa lagi berlatih di sana. Peralatannya hancur. Sangat sulit untuk berlatih di kondisi seperti itu, jadi saya harus berhenti dan fokus ke sekolah.

Tahun 2022, saya kembali ke dunia senam karena saya punya mimpi dan ingin mewujudkan itu. Saya mulai kembali berlatih sendiri. Saya melatih diri sendiri, tanpa pelatih, semuanya saya lakukan sendiri.

Saya menunggu kesempatan untuk bisa bertanding di luar Suriah, ajang internasional.

Sejak Desember [2024], ketika Suriah menjadi lebih bebas, saya mendapat kesempatan itu. Federasi Senam Suriah memberi saya kesempatan untuk bertanding di kejuaraan dunia.

Saya hanya punya waktu tiga bulan [sejak Juni 2025] untuk mempersiapkan diri. Saya tidak punya pelatih. Tapi pelatih saya waktu kecil, Mustafa Al-Haj, bersedia melatih saya secara gratis satu bulan sebelum kompetisi.

Siapa sosok yang paling berpengaruh dalam karier senam Kamu?

Ada banyak orang yang berpengaruh.

Pertama, keluarga saya. Ayah saya membiayai saya untuk bisa berada di sini. Ibu saya yang mendesain kostum saya dan mengantar saya latihan setiap hari. Dia percaya pada saya.

Kakak saya, Aisha Shaheen, mendorong saya untuk terus maju. Teman saya, Sara Bawab, percaya pada saya bahkan saat saya tidak percaya pada diri sendiri.

Saya tidak bisa sebut semua teman saya satu per satu, tapi mereka adalah alasan saya bisa sampai di sini.

Bagaimana caramu berlatih di Suriah?

Seperti yang saya katakan, kami tidak punya pelatih. Hanya coach Mustafa yang melatih saya secara sukarela.

Saya berlatih sendiri, tanpa rekan tim, karena semuanya sudah berhenti karena kondisi perang. Saya berlatih tiga jam setiap hari, tetapi kami tidak punya lantai berpegas.

Lantai kami tua, berkarat, dan rusak. Kami berlatih menggunakan peralatan yang rusak.

Saya harus belajar semua keterampilan sendiri. Saya juga mempelajari kode poin sendiri dan menciptakan koreografi lantai sendiri. Itu sangat sulit bagi saya, tapi saya tetap melakukannya.

Pemerintah Suriah tidak memberi bantuan peralatan senam?

Pemerintah Suriah tidak mampu membeli peralatan senam karena harganya sangat mahal, tapi mereka memberikan tempat latihan secara gratis. Kami tidak perlu membayar untuk berlatih. Namun mereka tidak bisa membeli peralatan baru atau yang sesuai standar.

Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial