Masuk Puncak Musim Hujan, Sejumlah Daerah Waspada Cuaca Ekstrem

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap periode Desember 2025-Januari 2026 sudah memasuki fase puncak musim hujan di sejumlah daerah. Masyarakat diminta waspada cuaca ekstrem.

Plt. Sekretaris Utama BMKG Guswanto mengatakan bahwa periode Desember 2025 hingga Januari 2026 bertepatan dengan puncak musim hujan, sehingga meningkatkan potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi di sejumlah wilayah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa wilayah yang perlu mendapat perharian adalah Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Papua Selatan, serta sebagian besar Kalimantan.

Ia menambahkan pihaknya juga sudah memetakan dinamika cuaca selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) dalam tiga periode, yaitu 15-22 Desember yang didominasi hujan lebat; 22-29 Desember yang cenderung menurun; serta 29 Desember-10 Januari yang kembali meningkat seiring pergeseran puncak musim hujan ke Pulau Jawa.

"Yang perlu diwaspadai adalah tingginya intensitas hujan, angin kencang, gelombang tinggi, serta potensi dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis. Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru," ujar Guswanto dalam sebuah keterangan, Selasa (9/12).

Selama periode tersebut, Guswanto menyebut sejumlah fenomena atmosfer diprediksi aktif secara bersamaan pada periode Nataru, seperti Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby, La Niña lemah, serta kemunculan bibit siklon tropis 93W dan 91S yang dapat memperkuat intensitas hujan dan angin kencang di berbagai wilayah.

BMKG mengungkap, berdasarkan hasil monitoring Dinamika Atmosfer dan Laut pada November 2025, suhu permukaan laut di Pasifik Tengah Ekuator atau Nino3.4 region menunjukkan ENSO berada pada fase La Nina lemah dengan indeks ENSO -0,77.

Sementara itu, suhu permukaan laut di Samudra Hindia menunjukkan bahwa Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase IOD negatif dengan nilai Indeks Dipole Mode (DMI) -0,83.

"Prediksi ENSO menunjukkan bahwa La Nina lemah akan terus bertahan hingga awal tahun 2026. Sementara itu, IOD diprediksi berada dalam kondisi IOD negatif hingga akhir tahun 2025," tulis BMKG dalam Pemutakhiran Prediksi Musim Hujan 2025/2026.

BMKG memprediksi puncak musim hujan di Jawa, Sulawesi, dan Maluku-Papua datang lebih awal, sedangkan Sumatra dan Bali lebih lambat jika dibandingkan prediksi sebelumnya.

Selain itu, durasi musim hujan juga diprediksi menjadi lebih pendek daripada prediksi semula di sebagian besar wilayah yang dimutakhirkan khususnya Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Beberapa wilayah di Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua dimutakhirkan menjadi musim hujan sepanjang tahun.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial