Kinerja Solid, Pertamina Catat Laba Positif US$2.05 Miliar di Q3 2025

43 minutes ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pertamina (Persero) berhasil menjaga ketahanan operasional perusahaan di tengah tekanan eksternal, mulai penurunan harga minyak mentah global, melemahnya crack spread, hingga depresiasi nilai tukar rupiah dengan catatan pendapatan yang solid dan laba positif mencapai US$2,05 miliar pada kuartal III tahun 2025.

Hal ini disampaikan Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini dalam agenda Earnings Call 3Q25 kepada para investor. Sampai September 2025, Pertamina mencatat pendapatan US$53,38 miliar dan EBITDA sebesar US$8,20 miliar, yang ditopang oleh kinerja operasional yang tangguh di setiap lini bisnis. Selain itu, implementasi program cost optimization juga terus dijalankan berkesinambungan di seluruh lini bisnis.

"Program cost optimization sepanjang tahun mencatatkan efisiensi dan tambahan pendapatan senilai US$624 juta," kata Emma.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kinerja keuangan yang solid ini terbukti mampu menjaga profil permodalan dan arus kas perusahaan pada level yang sehat, sehingga rasio-rasio kredit Pertamina tetap berada level investment grade dengan outlook stable dari 3 lembaga pemeringkat dunia seperti Moody's, S&P, maupun Fitch, dengan keberhasilan menjaga credit metrics utama, yakni leverage, debt service capacity, dan likuiditas di antara dinamika industri energi global.

Emma menjelaskan, capaian tersebut juga ditopang penguatan tata kelola dan disiplin investasi di bawah pengawasan para pemegang saham, termasuk Danantara.

"Kolaborasi dengan pemegang saham memberikan fondasi yang lebih kuat bagi pengelolaan modal Pertamina," katanya.

Dukungan pemerintah disebut berperan melalui penyelesaian kompensasi selisih harga BBM. Seluruh kompensasi tahun 2024 telah dilunasi hingga Juni 2025, sementara pembayaran kompensasi tahun 2025 mulai direalisasikan.

"Pada Oktober 2025, Pertamina telah menerima pembayaran kompensasi untuk Kuartal I 2025. Kami mengapresiasi dukungan Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, serta Danantara," tutur Emma.

Kemudian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga menerbitkan PMK No. 73 Tahun 2025 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Kompensasi atas Kekurangan Penerimaan Badan Usaha Akibat Kebijakan Penetapan Harga Jual Eceran BBM dan Tarif Tenaga Listrik, yang memungkinkan pembayaran kompensasi dilakukan setiap bulan dan memberikan fleksibilitas pembayaran dalam valuta asing.

"Kebijakan ini akan memperkuat likuiditas kami ke depan, dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan fiskal negara," ujar Emna.

Pada kesempatan yang sama, Emma juga memaparkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance) dalam seluruh aspek bisnis.

"Selain memperkuat governance framework, kami telah melakukan aksi-aksi nyata untuk perbaikan di seluruh lini. Ini bukan sekadar reaktif, namun ini bagian dari transformasi yang lebih luas dari Pertamina untuk meningkatkan transparansi, integritas, dan disiplin operasional," paparnya.

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, turut menyampaikan perkembangan rencana integrasi bisnis hilir. Ia menyebut, integrasi Subholding Commercial & Trading, Refinery & Petrochemical, serta Integrated Marine Logistics dirancang untuk meningkatkan efisiensi end-to-end bisnis hilir, mempercepat pengambilan keputusan, dan memperkuat daya saing produk.

"Kami yakin integrasi ini juga akan memperkokoh rantai pasok energi nasional," katanya.

Menurut Agung, seluruh proses integrasi akan dilakukan secara bertahap. Saat ini, seluruh tahapan masih menunggu persetujuan para pemangku kepentingan.

"Kami memastikan proses berjalan dengan hati-hati dan sesuai prinsip tata kelola," ujar Agung.

Ia menambahkan, di tengah upaya untuk bertransformasi dan memastikan ketahanan energi terpenuhi, Pertamina tetap berkomitmen untuk menjalankan inisiatif ESG (Enviromental, Social and Governance). Data terbaru dari Sustainalytics menempatkan Pertamina sebagai perusahaan peringkat 1 dalam kategori Integrated Oil & Gas Sub-industri dengan skor 23.5 atau termasuk dalam kategori medium risk.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muhammad Baron menyampaikan, Earnings Call 3Q25 juga menghadirkan SVP Treasury & Strategic Financing, Bagus Agung Rahadiansyah, serta SVP Strategy & Investment, Henricus Herwin. Acara yang dipandu VP Investor Relations Pertamina, Juferson Victor Mangempis, diikuti lebih dari 100 investor dari berbagai institusi global Eropa, Asia, USA serta domestik.

"Earnings Call merupakan forum komunikasi rutin sebagai bentuk keterbukaan Pertamina kepada investor yang terus mendukung pengembangan perusahaan," tutup Baron.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial