Kebakaran Maut di Tebet: Teriakan Terakhir dan Kondisi Mengenaskan Korban

9 hours ago 5
Jakarta -

Sebanyak tujuh rumah di kawasan Tebet, Jakarta Selatan terbakar. Kebakaran ini menelan satu korban jiwa berinisial APW (24).

Kebakaran terjadi di Jalan J RT 6/RW 10, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025). Kebakaran terjadi pukul 02.05 WIB dan berhasil dipadamkan pukul 04.45 WIB.

"Objek terdampak tujuh rumah tinggal (11 KK/30 jiwa). Korban perempuan 25 tahun meninggal dunia, sudah dibawa ke RS Cipto," kata Dinas Gulkarmat Jakarta kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun penyebab kebakaran diduga karena lilin. Saat kejadian memang di wilayah tersebut sedang mati listrik.

20 Unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Kerugian ditaksir Rp 281 juta. 30 warga mengungsi di aula Mushola Mujahidin.

Sempat Teriak Minta Tolong

Kebakaran di Tebet (19/6) dini hari tadi Foto: Kebakaran di Tebet (19/6) dini hari tadi (dok Disgulkarmart Jakarta)

Warga setempat sempat mendengar teriakan minta tolong saat api berkobar. Namun korban tak selamat lantara api membesar akibat motor meledak.

"Dia sempat teriak mau turun tetapi karena api dan asap sudah membesar ditambah motor meledak, korban tidak bisa lagi menyelamatkan diri," kata tetangga bernama, Sulaiman, kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).

Sulaiman menerangkan saat itu sedang mati listrik dan korban dalam posisi tidur. Api dari lilin yang dinyalakan untuk pencahayaan kemudian menyambar material di rumah korban.

"Api sudah besar tidak bisa menyelamatkan diri teriak-teriak sudah tidak ada komunikasi lagi api sudah membesar," ujarnya.

Jenazah korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, untuk diautopsi.

Tangisan Ibu Bawa Plastik Isi Bagian Tubuh Anaknya

Ibu korban kebakaran di Tebet, Nurjanah (49). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri) Foto: Ibu korban kebakaran di Tebet, Nurjanah (49). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

Tangis Ibunda korban pecah atas kepergian putrinya itu. Dia memeluk kantong plastik diduga berisi bagian tubuh anaknya.

"Ini katanya sih bagian kakinya. Saya gendong, terakhir gendong anak saya, makanya saya mau gendong, kan nanti mau dibawa," kata Nurjanah sambil menangis.

Nurjanah menuturkan bagian tubuh putrinya sudah tidak bisa dikenali karena kondisinya hangus. Dia mengatakan anaknya memang sudah lama tinggal berdua dengan tantenya.

Ibu dan ayah korban sudah lama pisah ranjang, namun komunikasi di antara keduanya masih sangat baik. Nurjanah tinggal berbeda rumah, namun lokasinya tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

"Anak saya memang udah lama tinggal sama tantenya, kalau saya tidurnya di sini," katanya.

Nurjanah mengatakan, saat kebakaran, dia sedang beristirahat dan mengetahui kejadian itu ketika sudah terbangun. APW dalam kesehariannya sering mengantar keponakan dan saudara ke sekolah. Korban juga saat ini masih mencari kerja setelah lulus sekolah.

Warga Sempat Padamkan Pakai APAR

Seorang wanita tewas akibat kebakaran sejumlah rumah di Tebet, Jaksel. Kebakaran itu diduga dipicu dari api lilin saat terjadi listrik padam. (dok Gulkarmat DKI) Foto: Seorang wanita tewas akibat kebakaran sejumlah rumah di Tebet, Jaksel. Kebakaran itu diduga dipicu dari api lilin saat terjadi listrik padam. (dok Gulkarmat DKI)

Ketua RT 06 RW 10 Kebon Baru, Irmawati, mengungkap warga sempat menyemprotkan alat pemadam api ringan (APAR) saat kebakaran, tapi tak mempan karena api telanjur membesar. Dia mengatakan sebelum peristiwa kebakaran, sempat terjadi lampu lampu sekitar pukul 00.00 WIB selama 15 menit.

"Sebenarnya ada, semua APAR sudah turun. Cuma kondisinya itu kan dini hari, jam 01.30 keluarga baru tahu kalau api sudah besar," kata Irmawati.

Dia yak menyangka api cepat menjalar ke rumah lain lantaran bangunan yang dihuni korban terbuat dari kayu atau semi permanen. Diduga api dari lilin menyambar objek mudah terbakar hingga kemudian api membesar dan menyebabkan kebakaran rumah.

Irmawati menyampaikan korban baru lulus sekolah dan masih mencari pekerjaan. APW dikenal kesehariannya sering mengantar keponakan dan saudara ke sekolah. Korban sudah lama tinggal bersama tantenya.

Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diautopsi. Dia berharap jenazah bisa disalatkan dan dikebumikan dengan layak.

"Tadi saya dapat kabar dari pihak keluarga itu harus bayar sekitar Rp 4 juta untuk pengurusan jenazah, saya sudah mengadu ke lurah karena ini kan kecelakaan jadi mungkin nanti ada keringanan," ujarnya.

(idn/idn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial