CNN Indonesia
Sabtu, 25 Okt 2025 17:20 WIB
Kaylia Nemour mencetak sejarah dalam Kejuaraan Dunia Senam 2025. (REUTERS/Issei Kato)
Jakarta, CNN Indonesia --
Senyum Kaylia Nemour merekah, matanya berkaca-kaca, pada Jumat (24/10) sore, usai meraih medali emas Kejuaraan Dunia Senam 2025.
Ini adalah emas pertama Nemour; emas pertama wakil Aljazair; emas pertama atlet Afrika, di Kejuaraan Dunia Senam. Nemour mencetak sejarah 'mustahil' di Indonesia Arena, Jakarta.
Dara kelahiran Prancis, 30 Desember 2006 ini menjadi yang terbaik dalam nomor senam palang bertingkat. Ia mendapatkan nilai 15.566 poin dari aksi indahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil ini membuat Nemour mengalahkan Angelina Melnikova (Rusia) yang meraih perak dengan 14.500 poin dan Fanyuwei Yang (China) yang mendapat perunggu dengan 14.500 poin.
Ini semacam klimaks dari performa gadis 18 tahun tersebut. Bagaimana tidak, saat kualifikasi nilainya 15.533 poin dan ketika final all around 15.166 poin.
Gerakan-gerakan yang dilakukan Nemour di palang bertingkat bisa dibilang mendekati kesempurnaan. Tak berlebihan juga kalau komentator menyebut: poetry in motions.
Seusai perlombaan, saat ditemui di mixzone, air muka Nemour begitu berbunga-bunga. Bercahaya. Setelah meraih emas Olimpiade 2024, ia meraih emas Kejuaraan Dunia Senam 2025. Komplet.
"Saya sangat senang telah memenangkan gelar ini hari ini. Sejak 2024, ada sesuatu di pikiranku yang terus terpikirkan," kata Nemour dengan senyum mengembang.
"Saya ingin buru-buru berada di sini, di Kejuaraan Dunia Senam, satu bulan setelah Olimpiade. Dan memenangkan medali emas ini, itu luar biasa," ujarnya.
Atlet dengan spesialisasi palang bertingkat ini mengatakan, mempersiapkan diri untuk Kejuaraan Dunia Senam 2025 dengan sangat serius. Latihan tidak biasa ia jalani.
"Saya mempersiapkan diri dengan cara yang berbeda. Ini adalah persiapan yang belum pernah saya alami sebelumnya, baik untuk Olimpiade maupun untuk Kejuaraan Dunia."
Bahagia dan usaha Nemour seolah jadi pesan kepada atlet senam di seluruh dunia, juga Indonesia, bahwa tak ada yang mustahil dalam dunia olahraga; kemustahilan.
Kalau Nemour yang menjadi representasi Afrika bisa, atlet dari negara lainnya juga bisa. Namun, untuk bisa mencapai itu diperlukan usaha yang tidak biasa, yang tidak normal.
(abs/sry)

3 hours ago
2






































