Kapan Ada Suzuki Carry Versi Listrik?

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Suzuki Motor Corporation (SMC) menjelaskan strategi mereka penuh kehati-hatian memasukkan model mobil komersial andalannya di Indonesia, Carry, ke jalur elektrifikasi. Salah satu alasannya tentang keraguan mobil listrik komersial bakal menjadi sesuatu yang mainstream.

Masafumi Harano, Executive General Manager Asia and Latin America and Oceania Automobile Dept Global Automobile Marketing SMC mengatakan pikap adalah segmen penting di Indonesia dan perusahaan selalu berusaha membuatnya berevolusi agar sinergi dengan kebutuhan konsumen modern.

Walau begitu dia menuturkan membuat mobil komersial menjadi Battery Electric Vehicle (BEV) lebih sulit ketimbang mobil penumpang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di mobil penumpang itu sedikit lebih mudah, BEV. Tapi sebenarnya di area mobil komersial dan pikap, apakah itu diperlukan BEV?" kata Harano di Hamamatsu, Kamis (30/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi jika mengarah ke sana, BEV, itu apakah masuk akal masih menjadi pertanyaan besar dan kami perlu hati-hati melihatnya," ujar dia lagi.

Produsen Jepang merupakan penguasa mobil komersial di dalam negeri, di segmen pikap kecil didominasi Daihatsu Gran Max, Suzuki Carry dan Mitsubishi L100.

Meski demikian mobil listrik komersial pertama yang dijual di Indonesia tak lahir dari merek Jepang melainkan China. DFSK sudah meluncurkan Gelora E sejak 2021, lalu pada Juli 2025 Wuling Mitra EV telah dijual sebagai pesaingnya.

Pergerakan merek Jepang sebenarnya sudah terlihat dari Mitsubishi yang merilis mobil listrik komersial berukuran kecil, L100, pada 2024.

Sedangkan Daihatsu sudah membuat mobil konsep Vizion-F yang menjadi bagian pengembangan Gran Max listrik pada 2023.

Namun sejauh ini Suzuki belum terbaca serius mengelektrifikasi model mobil komersialnya.

"Membuat mobil konsep itu tidak terlalu sulit. Saya bilang itu bukannya mudah, tapi tak terlalu sulit. Tapi apakah itu punya potensi menjadi model produksi massal? Itulah yang ingin kami cari tahu," tutur Harano.

Dia mengatakan pertanyaan itu bukan cuma ditanya Suzuki tetapi juga produsen lain. Dia ragu mobil listrik komersial akan menjadi populer.

"Katakanlah kita bisa buat pikap BEV tetapi apakah itu akan menjadi mainstream itu yang lebih penting," katanya.

"Bahkan di mobil penumpang saja pertanyaan itu masih ada. Apakah akan mainstream? Di mobil penumpang kami hati-hati, di mobil komersial harus lebih dari itu karena produk itu sensitif harga dan juga soal ketahanan, jarak tempuh, kebutuhan lainnya berbeda dari mobil penumpang," urai Harano.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial