Dua serangan udara terbaru Israel menghantam wilayah Jalur Gaza pada Rabu (9/7) dini hari. Sedikitnya 20 orang, termasuk enam anak-anak, tewas akibat serangan tersebut.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Rabu (9/7/2025), mengatakan bahwa serangan pertama menghantam sebuah tenda yang menampung pengungsi di area Khan Younis di wilayah selatan Jalur Gaza.
Bassal menyebut serangan pertama pada Rabu (9/7) dini hari itu menewaskan sedikitnya 10 orang, yang berasal dari satu keluarga yang sama, yang berlindung di area Al-Mawasi, Khan Younis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan kedua, sebut Bassal, menghantam sebuah area kamp pengungsi Al-Shati yang ada di dekat Gaza City. Lebih dari 30 orang mengalami luka-luka akibat serangan kedua tersebut. Para korban disebut berasal dari dua keluarga.
"Ledakannya sangat besar, seperti gempa bumi," ucap Zuhari Judeh (40) yang menyaksikan serangan udara yang menghantam area Al-Shati.
"Serangan itu menghancurkan sebuah rumah dan beberapa rumah di sekitarnya. Jenazah dan sisa-sisa tubuh para martir berserakan," sebutnya. Dia menyebutnya sebagai "pembantaian yang mengerikan".
Beberapa orang masih hilang yang, menurut Bassal, diduga terjebak di bawah reruntuhan.
Simak juga Video: Jumlah Korban Tewas Palestina di Gaza Meningkat Jadi 57.523
Seorang warga Gaza lainnya, Abeer al-Sharbasi (36), menyebut serangan udara itu "mengerikan" karena terjadi saat dirinya dan keluarganya sedang tertidur.
"Anda tidak dapat memprediksi kapan atau mengapa mereka akan mengebom kita. Kita tidak memiliki pilihan selain berserah diri kepada Tuhan," ucapnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut ketika dihubungi oleh AFP.
Pengeboman itu terjadi ketika Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington DC dan membahas kampanye militer yang sedang berlangsung untuk mengalahkan Hamas di Jalur Gaza.
Setelah pertemuan itu, Netanyahu menegaskan kembali tujuan Israel untuk mengamankan pembebasan semua sandera yang diculik saat serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, dan "penghapusan kemampuan militer dan pemerintahan" Hamas.
Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 29 orang tewas akibat rentetan serangan Israel di wilayah Jalur Gaza sepanjang Selasa (8/7) waktu setempat., dengan para korban termasuk orang-orang yang mengungsi akibat perang selama 22 bulan terakhir.
Karena pembatasan yang diberlakukan terhadap media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses wilayah tersebut, AFP tidak dapat memverifikasi secara independen soal jumlah korban tewas dan detail yang dibagikan oleh pihak-pihak yang terlibat.
Simak juga Video: Jumlah Korban Tewas Palestina di Gaza Meningkat Jadi 57.523
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini