Israel Ogah Tarik Tentara dari Palestina, Gencatan Senjata Mandek

5 hours ago 5

CNN Indonesia

Sabtu, 12 Jul 2025 19:00 WIB

Israel diduga sengaja tak mau menarik pasukan dari Gaza yang membuat gencatan senjata dengan Palestina terhambat. Israel diduga sengaja tak mau menarik pasukan dari Gaza yang membuat gencatan senjata dengan Palestina terhambat. (REUTERS/ISRAELI ARMY)

Jakarta, CNN Indonesia --

Negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, dikabarkan terhambat akibat rencana Israel terkait pasukannya. Israel disebut enggan menarik tentara mereka dari Gaza, sesuai permintaan Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata.

Seorang sumber mengatakan perbedaan kemauan itu membuat negosiasi gencatan senjata menjadi terhambat sejak diadakan di Doha, Qatar, mulai Minggu (6/7).

"Negosiasi di Doha menghadapi kemunduran dan kerumitan yang kompleks karena desakan Israel, hingga Jumat, untuk menyajikan peta penarikan pasukan, yang sebenarnya justru peta penempatan kembali pasukan," ungkap seorang sumber, seperti diberitakan AFP pada Sabtu (12/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber itu kemudian menjelaskan bahwa Israel berencana mempertahankan pasukan mereka di lebih dari 40 persen wilayah Palestina. Rencana tersebut memaksa ratusan ribu warga Palestina mengungsi ke wilayah kecil dekat kota Rafah dan berbatasan dengan Mesir.

Sumber dari Palestina lainnya menuduh delegasi Israel tidak punya wewenang. Israel disebut sengaja menghambat dan menghalangi perjanjian demi melanjutkan agresi.

Tak hanya itu, sumber kedua mengatakan bahwa mediator telah meminta kedua pihak sejenak menunda pembicaraan hingga kedatangan utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, di Doha.

"Delegasi Hamas tidak akan menerima peta dari Israel... karena pada dasarnya peta tersebut justru melegitimasi pendudukan kembali sekitar setengah Jalur Gaza dan mengubah Gaza menjadi zona terisolasi tanpa kebebasan bergerak," ungkap sumber tersebut.

Negosiasi gencatan senjata masih berlangsung di Doha, Qatar, di tengah agresi militer oleh Israel sejak 7 Oktober 2023. Perundingan itu dihadiri delegasi dari Hamas maupun Israel.

Hamas dan Israel sama-sama mengatakan bahwa 10 sandera hidup yang masih ditawan akan bebas jika gencatan senjata selama 60 hari tercapai.

Seorang pejabat senior Israel juga menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza itu kemungkinan akan tercapai dalam satu pekan mendatang.

"Kalau Hamas menolak, kami akan lanjutkan operasi militer di Gaza," tegasnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejak awal telah menyatakan bahwa Tel Aviv tak akan menghentikan agresi di Gaza sampai Hamas benar-benar musnah.

Agresi Israel di Gaza sendiri telah menewaskan lebih dari 57 ribu orang sejak Oktober 2023. Sebagian besar korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.

(frl/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial