Ini Penyebab Jembatan Kaca Seruni Point di Bromo Tak Kunjung Dibuka

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Jembatan Kaca Seruni Point yang digadang-gadang menjadi atraksi baru di kawasan wisata Gunung Bromo hingga kini belum dapat dinikmati wisatawan.

Meskipun fisik jembatan sudah rampung sejak 2023, pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyatakan masih harus menempuh proses perizinan yang ketat sebelum resmi beroperasi.

Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, mengakui pihaknya tidak bisa gegabah dalam membuka jembatan kaca tersebut. Rudijanta menegaskan bahwa operasional fasilitas ini memerlukan kelengkapan izin dan kompetensi khusus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih harus di proses perizinannya," ujar Rudijanta Tjahja Nugraha seperti dilansir Detik, Sabtu (11/10).

Rudijanta menjelaskan bahwa pengoperasian jembatan kaca harus melibatkan pihak yang kompeten, terutama terkait aspek keamanan dan pemeliharaan fasilitas.

"Karena harus dioperasionalkan dengan operator yang mempunyai kemampuan khusus terkait keselamatan dan pemeliharaannya," ungkapnya.

Mengenai peluang kolaborasi, Rudijanta menyatakan terbuka untuk bekerja sama dengan pihak luar, baik itu swasta maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Bisa swasta bisa BUMD. Prinsipnya entitas bisnis. Karena ini ketentuan di aturan pemanfaatan wisatanya seperti itu," jelasnya.

Namun, hingga kini Rudijanta belum dapat memastikan kapan Jembatan Kaca Seruni Point ini akan dibuka. "Belum bisa dipastikan kapan (beroperasi)," katanya.

Jembatan kaca Seruni Point menghubungkan area Seruni Point dengan Shuttle Area dengan panjang mencapai 120 meter. Proyek yang dimulai sejak September 2021 ini sempat dijadwalkan diresmikan pada November 2023.

Sebagai daya tarik baru, jembatan ini dibangun menggunakan material laminated glass setebal total 25,55 mm, dan menawarkan pemandangan langsung ke Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Semeru, dan perbukitan di sekitarnya.

Salah satu sensasi unik jembatan ini adalah letaknya yang berada di antara jurang sedalam 80 meter, menawarkan tantangan adrenalin bagi pengunjung saat melintas.

Sebelumnya, dokumen kepemilikan jembatan kaca tersebut telah diserahkan secara resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum kepada Kementerian Kehutanan dalam Rapat Koordinasi Teknis
(Rakornis) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) di Jakarta pada 7 Oktober 2025.

Penyerahan dokumen itu disaksikan langsung oleh Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko, dan Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial