Harga Minyak Stabil, Pasar Timbang Peluang Damai Ukraina-Rusia

25 minutes ago 1

CNN Indonesia

Senin, 24 Nov 2025 13:12 WIB

Harga minyak bergerak datar pada perdagangan Senin (24/11) di tengah kemungkinan tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina. Harga minyak bergerak datar pada perdagangan Senin (24/11) di tengah kemungkinan tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina. Ilustrasi. (iStock/bomboman).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak bergerak datar pada perdagangan Senin (24/11), setelah merosot sekitar 3 persen pekan lalu.

Hal itu seiring investor yang melihat peluang pemangkasan suku bunga The Fed dan kemungkinan tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang berpotensi membuka lebih banyak pasokan minyak Moskow jika sanksi dilonggarkan.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent tercatat stabil di US$62,56 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, West Texas Intermediate (WTI) turun tipis 2 sen atau 0,03 persen ke US$58,04 per barel. Kedua acuan sempat menyentuh level penutupan terendah sejak 21 Oktober.

"Penurunan harga dipicu terutama oleh dorongan agresif Presiden Trump untuk mendorong kesepakatan damai Rusia-Ukraina, yang dilihat pasar sebagai jalan cepat untuk membuka kembali pasokan besar dari Rusia," ujar Analis IG Tony Sycamore dalam sebuah catatan.

Upaya menuju kesepakatan tersebut dinilai lebih berpengaruh bagi pasar dibanding gangguan jangka pendek akibat sanksi AS pada Rosneft dan Lukoil yang mulai berlaku Jumat lalu. Sanksi itu telah membuat sekitar 48 juta barel minyak Rusia tertahan di laut.

Trump menetapkan tenggat Kamis (27/11) untuk tercapainya kesepakatan, meski para pemimpin Eropa mendorong perbaikan isi proposal.

Kesepakatan damai berpotensi mencabut sanksi yang selama ini menekan ekspor minyak Rusia, yang pada 2024 merupakan produsen minyak terbesar kedua di dunia setelah AS.

Selain faktor geopolitik, ketidakpastian mengenai arah kebijakan suku bunga AS turut menekan minat risiko investor. Namun, peluang pemangkasan suku bunga pada Desember meningkat setelah Presiden Federal Reserve New York, John Williams, mengisyaratkan kemungkinan penurunan dalam waktu dekat.

"Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember dapat menahan sentimen bearish dengan meningkatkan selera risiko global," ujar Sugandha Sachdeva, pendiri firma riset SS Wealth Street yang berbasis di New Delhi.

Ia menambahkan harga minyak telah turun hampir 17 persen sepanjang tahun ini, mencerminkan sentimen negatif yang berkepanjangan.

"Pada level yang lebih rendah ini, aksi beli berbasis nilai diperkirakan mulai muncul secara bertahap," ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/sfr)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial