Distribusi MBG di Sawahlunto Diawasi Ketat Demi Keamanan Pangan Siswa

1 hour ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Polres Sawahlunto, Sumatera Barat, memastikan melakukan pendampingan dan pengawasan ketat terhadap distribusi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 24 sekolah di wilayah itu. Langkah ini untuk menjamin keamanan pangan, kualitas gizi, serta kelancaran sampai kepada penerima.

Wakapolres Sawahlunto Kompol Masri mengatakan, pengawasan dilakukan sejak beroperasinya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Santua Barangin Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Sawahlunto dua bulan lalu. Prosesnya mengacu pada petunjuk teknis Badan Gizi Nasional (BGN) serta arahan dari Polri.

"Dokkes Polres rutin melakukan food safety check di SPPG untuk memastikan makanan yang sampai ke sekolah memenuhi standar kesehatan, kebersihan, dan gizi," katanya dikutip dari ANTARA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan evaluasi berkala dilakukan dengan memantau kepatuhan SOP, komposisi gizi, kebersihan dapur, serta peralatan makan, termasuk menindaklanjuti masukan dari pihak sekolah selaku penerima manfaat.

"Kami menerima dan mempertimbangkan saran dari berbagai sekolah terkait menu, ketepatan waktu pengantaran, lalu dibahas dalam evaluasi," ujarnya.

Ia mengajak semua pihak teknis dan elemen masyarakat mendukung pelaksanaan MBG sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2045.

Kepala SPPG Santua Barangin Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Sawahlunto, Kevin Ardian menyebut pihaknya memproduksi 3.457 porsi per hari untuk 24 sekolah, mulai TK hingga SMA dan sederajat.

Kevin menjelaskan penerimaan bahan dilakukan pukul 14.00-21.00 WIB, dilanjutkan pemeriksaan petugas gizi dan relawan, proses pencucian pada sore hari, persiapan memasak mulai pukul 22.00 WIB, dan pemasakan pukul 00.00 hingga pagi hari.

"Distribusi mengantarkan ompreng MBG dilakukan tiga gelombang yaitu pertama untuk TK-SD, kedua SMP, dan ketiga SMA, lalu ompreng dijemput kembali setelah Dzuhur," katanya.

Ia mengatakan Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan berkala, di sisi lain BGN memberi bimbingan teknis bagi penjamah makanan untuk memastikan standar higienitas, SOP produksi, dan tata kelola gizi terpenuhi.

Kevin menambahkan evaluasi bulan pertama menunjukkan perlunya penyesuaian ritme kerja karena sebagian relawan masih beradaptasi.

Namun kini proses produksi dinilai lebih stabil dan tepat waktu, dengan masukan sekolah terkait variasi menu dan ketepatan distribusi telah ditindaklanjuti sesuai pedoman gizi.

(ory/ory)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial