Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tangerang Selatan Deden Deni mengungkapkan terduga pelaku perundungan atau bullying SMP 19 akan diberi pilihan mengenai proses sekolahnya.
Hal ini terungkap dalam pernyataannya saat mendampingi Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam kunjungan takziah ke rumah korban Senin (17/11).
"Hari ini kami mendampingi Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak-anak yang sengaja berkunjung ke rumah orang tua Muhammad Rizky (kakak korban), menyampaikan turut berduka cita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deden memastikan proses hukum atas kasus ini telah berjalan. Dia juga mengungkap ada beberapa saksi yang sudah dipanggil.
"Sudah berjalan di kepolisian, sudah ada tahapan penyelidikan, sudah dipanggil beberapa saksi, teman-teman guru, teman-teman anak-anak siswa, teman-teman dari teman-teman sekelas yang ada di tempat yang sama di waktu kejadian. Jadi sudah ada beberapa siswa yang dimintai keterangan oleh unit PPA," katanya.
Lebih lanjut, Deden Deni mengungkapkan terduga pelaku diberikan pilihan terkait proses sekolahnya.
"Kami berikan pilihan, mau sekolah atau apa? Misalnya kalau memang karena siswanya juga dalam kondisi syok juga barangkali, jadi kami berikan pilihan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga menyebut telah berkunjung ke rumah orang tua terduga pelaku.
"Ya hari ini sih tadi kami berkunjung juga ke rumah orang tuanya (orang tua terduga pelaku) untuk melihat kondisinya," ujarnya.
Sebelumnya, MH, siswa kelas 7 di SMPN 19 Ciater Serpong, warga kampung Maruga RT 11/09, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten diduga menjadi korban perundungan oleh teman kelasnya.
Insiden tersebut diduga terjadi di SMPN 19 pada 20 Oktober 2025 di ruang sekolah. Saat itu, korban diduga dipukul menggunakan bangku besi di bagian kepala.
Berdasarkan keterangan kakak korban, adiknya sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Tangsel. Karena kondisinya semakin parah, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Fatmawati. Namun, setelah satu minggu dirawat di rumah sakit tersebut, korban dinyatakan meninggal dunia.
Kasus ini sudah dalam tahap penyelidikan kepolisian. Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang menyebut sudah ada enam saksi yang diperiksa.
"Sudah ada enam orang saksi yang telah kami periksa. Keenamnya termasuk dari pihak sekolah atau guru," ujarnya pada Minggu, (16/11).
(fam/isn)

2 hours ago
2























