Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) merinci 3 sektor penyumbang kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) terbanyak di Indonesia.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan PHK turut menyumbang angka pengangguran per Agustus 2025, meski tidak merinci ada berapa banyak kasus PHK terbaru di Indonesia.
"Sumber pengangguran Agustus 2025, yang terkena PHK dan masih menganggur 0,77 persen," kata Edy dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, dari total pengangguran sebesar 0,77 persen adalah yang sebelumnya terkena PHK setahun yang lalu. Pengangguran yang terkena PHK paling banyak berasal dari industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan," jelasnya.
Kendati demikian, Edy tidak menjelaskan berapa data kasus PHK per sektor tersebut. Ia hanya menyebut jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,46 juta orang per Agustus 2025.
Ia menjelaskan penduduk usia kerja saat ini menyentuh 218,17 juta orang, bertambah 2,80 juta orang dibandingkan Agustus 2024 lalu. Penduduk usia kerja terbagi menjadi dua kelompok, yakni 154 juta yang berstatus angkatan kerja dan 64,17 juta orang lainnya bukan angkatan kerja.
"Angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja menjadi pengangguran, yaitu sebesar 7,46 juta orang atau menurun sekitar 4 ribu orang (4.092 orang) dibandingkan Agustus 2024," tutur Edy.
"Pada Agustus 2025, terdapat sebanyak 7,46 juta penganggur atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,85 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (4,91 persen)," sambungnya.
Di lain sisi, tiga sektor yang menyerap lapangan usaha terbanyak adalah pertanian; akomodasi dan makan minum; serta industri pengolahan. Masing-masing bertambah 0,49 juta orang, 0,42 juta orang, dan 0,30 juta orang.
(skt/pta)

2 hours ago
5






























