BGN Bantah Dapur MBG Banjar Kalsel Buka Lagi Usai Kasus Keracunan

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Gizi Nasional (BGN) membantah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Banjar Martapura Tungkaran, Kalimantan Selatan kembali beroperasi usai terjadi kasus keracunan Makan Bergizi Gratis.

Kabar kembali beroperasinya dapur MBG tersebut viral di media sosial.

"Perlu kami luruskan, dapur SPPG Banjar Martapura Tungkaran sudah berhenti beroperasi sejak 10 Oktober, dan sampai hari ini belum ada aktivitas distribusi MBG dari lokasi tersebut," ujar Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati dalam keterangan tertulis, Senin (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hida menjelaskan video viral tersebut sebenarnya menampilkan kegiatan dari SPPG Mutiara Kota Banjar, Jawa Barat, yang kebetulan memiliki nama hampir serupa dengan dapur SPPG Banjar Martapura Tungkaran di Kalimantan Selatan. Kesamaan nama ini lah yang kemudian memicu kesalahpahaman publik.

"SPPG Mutiara yang berlokasi di Kota Banjar, Jawa Barat, tidak memiliki hubungan operasional dengan SPPG Banjar Martapura Tungkaran di Kalimantan Selatan. Jadi, informasi bahwa dapur Martapura masih beroperasi dan mendistribusikan makanan adalah tidak benar," tegas Hida.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa BGN terus melakukan evaluasi dan investigasi menyeluruh terhadap insiden di Martapura bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan, dan pihak terkait lainnya. Ia juga menegaskan bahwa program nasional MBG tetap berjalan, dengan pengalihan sementara distribusi dari dapur lain yang telah memenuhi standar keamanan pangan.

"Kami memastikan setiap dapur MBG beroperasi sesuai standar higienitas dan kelayakan. Evaluasi yang dilakukan saat ini bertujuan agar kejadian di Martapura tidak terulang dan pelayanan kepada masyarakat tetap optimal," tutup Hida.

BGN menutup 40 SPPG buntut maraknya kasus keracunan usai menyantap menu MBG. Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengatakan 40 SPPG itu ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan, hingga seluruh investigasi rampung.

"40 dapur kami tutup untuk batas waktu yang tidak kami tentukan sampai semua penyelidikan, baik investigasi ataupun perbaikan perbaikan sarana dan fasilitas selesai dilakukan," kata Nanik dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9).

Nanik menyampaikan 40 SPPG itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia, beberapa di antaranya di Cipongkor, Cihampelas, Sukabumi, hingga Mamuju.

Nanik menyatakan bahwa setidaknya ada 45 dapur SPPG yang tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab insiden keracunan.

"Hari ini kami mencatat, ada 45 dapur kami yang ternyata tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab terjadinya insiden keamanan pangan," ujar dia.

[Gambas:Video CNN]

(fby/agt)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial