Jakarta, CNN Indonesia --
Kunyit sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Timur dan dikenal punya segudang manfaat kesehatan. Salah satu zat aktif di dalamnya, kurkumin, memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang kuat.
Namun, di balik manfaatnya, ada kekhawatiran soal efek kunyit terhadap kesehatan ginjal.
Menurut National Kidney Foundation, konsumsi kunyit berlebihan bisa memicu peningkatan kadar oksalat dalam urin. Kondisi ini berpotensi menimbulkan batu ginjal, terutama pada orang yang memang rentan mengalaminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunyit vs kurkumin: apa bedanya?
Kunyit berasal dari akar tanaman Curcuma longa yang masih satu keluarga dengan jahe. Rempah ini populer dalam masakan Asia Selatan berkat warna kuning cerah dan rasa khasnya.
Sementara itu, kurkumin adalah senyawa bioaktif utama di dalam kunyit yang memberi manfaat kesehatan.
Ahli gizi Kejal Shah menjelaskan, kurkumin punya banyak peran penting, antara lain:
• Membantu melawan peradangan
• Mendukung kesehatan sendi
• Memperbaiki masalah pencernaan
Meski begitu, manfaat tersebut tetap harus diimbangi dengan kewaspadaan pada efek sampingnya.
Secara umum, penggunaan kunyit dalam jumlah wajar, terutama sebagai bumbu masakan, tergolong aman. Namun, ada beberapa kondisi di mana kunyit bisa menimbulkan masalah, berikut beberapa masalah yang bisa timbul melansir Healthshots:
1. Konsumsi berlebihan
Suplemen kunyit dengan dosis tinggi bisa memicu batu ginjal, terutama pada orang dengan riwayat penyakit ginjal.
2. Interaksi obat
Kunyit dapat berinteraksi dengan obat tertentu, seperti pengencer darah dan obat diabetes, yang berpotensi memperburuk komplikasi ginjal.
3. Kandungan oksalat
Oksalat pada kunyit dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, khususnya pada mereka yang mudah mengalami batu oksalat.
(tis/tis)