Belajar Memberi Dampak untuk Negeri Lewat GenBI

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Awal 2024, Angela Uli Lestari Sinurat melihat pengumuman beasiswa Bank Indonesia (BI) di akun Instagram kampusnya. Ia tak menyangka momen itu membuka jalannya belajar memberi dampak untuk negeri.

Kala itu, perempuan yang akrab disapa Tari itu masih duduk di semester empat. Ia berkuliah di jurusan Sistem Informasi Universitas Atmajaya Jakarta.

Tari awalnya sempat ragu ikut beasiswa BI karena bukan mahasiswa jurusan ekonomi. Kuota beasiswa untuk jurusannya pun lebih sedikit dibandingkan jurusan-jurusan lain yang berkaitan dengan ekonomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, semangatnya tak luntur. Bermodal tekad kuat dan tanya sana-sini, Tari tetap mendaftarkan diri.

Singkat cerita, ia lolos seleksi panjang dan menjadi penerima beasiswa BI. Ia tak menyangka ternyata beasiswa ini tak hanya membiayai pendidikan, tapi juga memberi pendidikan dan bimbingan kepada para penerimanya.

Tari pun bergabung dengan komunitas Generasi BI atau GenBI, wadah bagi penerima beasiswa BI. Dari perkumpulan itu, ia belajar banyak soal cara mengabdi untuk negeri.

Bersama dengan sejumlah rekannya di Universitas Atmajaya, Tari membuat gerakan GenBI Mengajar. Mereka memberi pendidikan singkat ke siswa SMP dan SMA di Jakarta tentang inflasi dan keuangan.

"Waktu Car Free Day, kita juga ajak masyarakat sekitar untuk belajar mengenai keuangan," ucap Tari.

Selama menjadi penerima beasiswa BI, Tari dan kawan-kawan mendapatkan pembinaan. Misalnya, Capacity Building yang dilaksanakan di Jakarta, 20-22 November 2025.

Di acara itu, Tari dan para penerima beasiswa BI mendapat pendidikan singkat tentang outlook ekonomi dan strategi komunikasi.

Mereka juga dibekali ilmu tentang peran dan tugas BI, termasuk sistem pembayaran digital, literasi keuangan, dan inklusi keuangan. Para penerima beasiswa juga mendapat ilmu tentang isu strategis ekonomi terkini.

Tari berkata pembinaan semacam ini telah beberapa kali ia ikuti selama bergabung di GenBI. Menurutnya, hal ini yang membedakan beasiswa BI dari beasiswa lainnya.

Ia bersyukur bisa mendapatkan kesempatan tersebut. Tari pun mendapatkan inspirasi untuk mengabdi kepada negeri melalui beragam pembinaan GenBI.

Salah satu insiprasi ia terapkan dalam pengerjaan tugas akhir.

"Aku bikin drone, biasanya disebut USV. Konsepnya dari apa yang saya pelajari di GenBI. Aku ingin menerapkan pendistribusian makanan lewat Sungai Noamina di NTT menggunakan alat ini," ucapnya.

"Di daerah terpencil sana itu, untuk distribusi logistik itu sangat susah. Oleh karena itu, tugas akhir saya berhubungan dengan itu, itu yang membantu distribusi logistik," tutur Tari.

Tari berharap proyek tugas akhirnya ini berjalan lancar dan berdampak untuk masyarakat di NTT.

Agen perubahan

Penerima beasiswa BI lainnya, Muhammad Kasyful Asror, bercerita soal inspirasi yang ia dapat selama bergabung dengan GenBI.

Ia berkata terdorong menjadi agen perubahan di masyarakat setelah bergabung di komunitas itu. Berbekal sejumlah pembinaan yang dilakukan BI, ia mengajak sejumlah mahasiswa Institut SEBI untuk memberi dampak ke masyarakat.

Salah satunya dengan menanam pohon bakau atau mangrove di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Mereka menanam 1.000 mangrove di pulau itu untuk mengatasi isu lingkungan berupa abrasi.

"Itu bentuk bakti kita sebagai frontliner juga, sebagai agent of change, keterlibatan anak muda terhadap daerah, terhadap lingkungan dan pesisir Pulau Pari pada waktu itu yang sangat bermasalah juga," ucap Asror.

Asror dan kawan-kawan juga pernah membuat program sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Mereka menyosialisasikan salah sat produk keuangan BI itu.

Menurut Asror, QRIS menjadi alat penting untuk mendorong perekonomian. Sayangnya, belum semua masyarakat Indonesia punya pemahaman untuk mengaksesnya, terutama masyarakat di daerah terpencil.

"QRIS, kemudian bagaimana terkait mekanisme keuangan yang bisa diakses oleh para UMKM, tapi mereka merasa ini sesuatu yang susah. Nah, kita edukasi ke mereka tentang hal itu," ucap Asror.

Gerakan serupa juga pernah digalang penerima beasiswa BI lainnya, Naufal Firdaus. Mahasiswa Intitut Pertanian Bogor itu bersama rekan-rekan GenBI membuat sejumlah proyek edukasi untuk masyarakat.

Misalnya, kala mereka melatih anak-anak di sebuah panti asuhan membuat tanaman hidroponik. Atau saat mereka mengajak sejumlah anak usia SD membuat kesenian tanah liat guna melatih intuisi dan panca indera mereka.

Naufal dkk. juga tak melupakan pengembangan diri satu sama lain. Komisariat GenBI IPB membuat pelatihan pengembangan diri khusus para anggotanya.

"Kemarin itu kita mengadakan upgrading di topik life after campus. Jadi memang informasi-informasi mengenai bagaimana saat ini mendapatkan karier yang baik, terus kemudian bagaimana membuat CV yang proper dan sebagainya," ujar Naufal.

Naufal mengaku keikutsertaannya di GenBI memberi dampak begitu besar kepada dirinya. Menurutnya, sejumlah pelatihan yang ia terima selama menjadi penerima beasiswa BI mendorongnya untuk terus berbakti kepada negeri.

Ia berharap bisa terus menyebarkan ilmu dan pemikiran yang didapat selama di GenBI. Naufal juga berharap bisa mendorong kemajuan bangsa bersama generasi muda lainnya.

"Tidak hanya mementingkan apa saja kepentingan-kepentingan individual, tapi dari hal-hal yang kita lakukan, sekecil apa pun, sejatinya bisa memberikan impact yang luar biasa kepada masyarakat," kata Naufal.

Generasi emas

Bank Indonesia (BI) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas diri atau capacity building terhadap 157 orang mahasiswa yang tergabung dalam Generasi Baru Indonesia (GenBI).

Para mahasiswa itu adalah penerima program beasiswa BI. Mereka diundang ke Jakarta untuk diberi sejumlah pelatihan, mulai dari outlook ekonomi hingga pembuatan konten.

Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan apresiasi atas keaktifan para peserta dan komitmen yang kuat dalam mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.

"Dua hari ini memberikan banyak ilmu dan pengalaman dari para narasumber. Para peserta mengikuti seluruh kegiatan dengan energi positif dan tetap semangat sampai dengan sesi penutupan malam ini," kata Denny pada kegiatan Capacity Building GenBI 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (21/11)

Selain berbagai rangkaian pelatihan di atas, para mahasiswa juga mengikuti tur keliling Museum Bank Indonesia pada 22 November 2025 untuk memperkaya pemahaman mengenai fondasi perekonomian nasional yang dibentuk melalui peran Bank Sentral sejak masa kolonial hingga periode modern.

Melalui pengalaman tersebut, Bank Indonesia berharap para mahasiswa akan memperoleh perspektif sejarah yang lebih menyeluruh, yang pada akhirnya memperkuat rasa nasionalisme di kalangan generasi muda.

Bank Indonesia telah memberikan beasiswa kepada sekitar 89 ribu orang mahasiswa di seluruh Indonesia sejak 2011.

Pada tahun ini, ada 12.170 orang mahasiswa dari 207 perguruan tinggi yang menjadi penerima beasiswa BI. Lalu ada 870 siswa dari 27 SMK negeri yang menerima beasiswa ini.

[Gambas:Video CNN]

(dhf)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial