Bakti BCA dan Nicholas Saputra Dukung Penenun Warna Alam Tanah Marapu

3 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui Bakti BCA terus memperkuat komitmen pelestarian wastra Nusantara dengan mendampingi para penenun Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dalam menghadirkan kain tenun warna alam yang berakar pada tradisi dan lingkungan setempat.

Pendampingan ini dilakukan melalui Program Pembinaan Wastra Warna Alam yang puncak kegiatannya digelar pada Jumat (12/12), sekaligus memperkenalkan karya terbaru para penenun yang terinspirasi dari Tanah Marapu.

Program tersebut melibatkan 50 penenun dari empat kelompok di Sumba Timur, yakni Kambatatana, Wukukalara, Kawangu, dan Prai Kilimbatu. Kegiatan ini dijalankan bersama Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI) dan dihadiri Duta Bakti BCA Nicholas Saputra, VP Corporate Social Responsibility BCA Titi Yusnarti, VP Corporate Communication BCA Mas Wendiyanto Saputro, serta Ketua WARLAMI Myra Widiono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, mengatakan para penenun Sumba Timur memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya Indonesia. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah penguasaan teknik pewarnaan alami di tengah berkembangnya industri fesyen berkelanjutan.

"Melalui program pembinaan yang dilaksanakan bersama WARLAMI, BCA ingin memastikan keahlian penenun tidak hanya terjaga dan berkesinambungan, tetapi juga mampu bersaing di pasar modern. Inisiatif ini diharapkan memperkuat posisi tenun Sumba sebagai simbol budaya yang lestari sekaligus membuka peluang ekonomi lebih luas bagi para pengrajin lokal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/12).

Koleksi wastra yang diperkenalkan menampilkan motif khas Sumba Timur yang memiliki makna filosofis dan telah mengakar dalam kehidupan masyarakat. Motif-motif tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk syair oleh penulis asal Sumba, Diana Timoria, melalui karya berjudul 'Menenun Rasa, Mengikat Masa' dan 'Menenun Ingatan Tentang Tanah Marapu'.

Syair tersebut dibacakan langsung oleh salah satu penenun dan merekam hubungan masyarakat Sumba Timur dengan alam serta kepercayaan Marapu yang menjadi bagian dari identitas budaya setempat.

Pemanfaatan pewarna alami tidak hanya memperkuat nilai budaya dan estetika tenun, tetapi juga meningkatkan daya saing wastra Sumba Timur di pasar fesyen berkelanjutan. Produk tenun warna alam dinilai memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan peluang pasar yang lebih luas, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi para penenun dan keluarga mereka.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Nicholas Saputra turut berdiskusi dengan para penenun sebagai ruang dialog dan pertukaran pengetahuan. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik pengolahan pewarna alami serta kunjungan ke kebun tanaman pewarna yang dikembangkan oleh kelompok penenun sebagai bagian dari hasil pembinaan.

"Program Pembinaan Wastra Warna Alam yang dijalankan BCA dan WARLAMI menunjukkan bahwa pelestarian tradisi dapat berjalan seiring dengan penguatan ekonomi masyarakat. Dengan pendampingan yang tepat, tenun tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga memberikan nilai tambah yang nyata bagi kehidupan para penenun," kata dia.

Tenun selama ini menjadi bagian penting dari struktur sosial dan ekonomi masyarakat Sumba Timur. Seiring waktu, praktik pewarnaan alami sempat ditinggalkan karena prosesnya yang panjang dan kompleks. Melalui pendampingan Bakti BCA dan WARLAMI, tradisi tersebut kembali dihidupkan dengan pendekatan yang menekankan keberlanjutan lingkungan serta penguatan kapasitas ekonomi perajin.

Untuk mendukung penguatan ekonomi, Bakti BCA juga mendorong pembentukan koperasi serba usaha yang beranggotakan para perajin tenun. Koperasi ini diharapkan dapat membangun ekosistem ekonomi kerajinan tenun Sumba Timur sekaligus memperkuat kelembagaan kelompok penenun.

Program Pembinaan Wastra Warna Alam merupakan bagian dari pilar Bakti Budaya yang telah dijalankan Bakti BCA sejak 2022. Program ini bertujuan melestarikan tradisi tenun Indonesia dan meningkatkan kapasitas perajin lokal.

Selain di Sumba Timur, pembinaan telah dilakukan di Timor Tengah Selatan dan Baduy, Banten. Mulai 2025, BCA juga memberikan pendampingan kepada 32 penenun songket Melayu di Kabupaten Deli Serdang dan Batu Bara, Sumatra Utara, serta mendukung pengembangan pasar wastra warna alam melalui berbagai kegiatan strategis dan saluran pemasaran perseroan.

(rir/rir)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial