Amran Copot Staf yang Peras Petani dengan Modus Ngaku Dirjen

1 hour ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman langsung mencopot seorang staf Kementerian Pertanian (Kementan) yang diduga memeras petani dalam proses mendapatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dengan modus mengaku sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

Tindakan itu diambil setelah kanal 'Lapor Pak Amran' menerima laporan pungutan liar (pungli) traktor roda empat di 99 titik di berbagai daerah.

"Yang pegawai kementerian langsung saya berhentikan hari ini. Dia mengaku dirjen di lapangan, padahal staf. Saya tanya, dia mengaku, katanya khilaf. Ini pidana. Tidak ada kompromi," kata Amran dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Jumat (28/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Modus pungli itu terungkap setelah petani melaporkan permintaan uang Rp50 juta hingga Rp100 juta per unit traktor, bahkan terdapat satu titik pungli yang mencapai Rp600 juta. Amran menegaskan seluruh bantuan pemerintah disalurkan gratis dan tidak boleh dipungut biaya apa pun.

Program bantuan pemerintah yang tidak dipungut biaya termasuk traktor dan alsintan lainnya, bantuan benih, bantuan bibit tanaman perkebunan, dan program bantuan lain yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Ada pungutan Rp50 juta sampai Rp100 juta per traktor. Satu titik bahkan mencapai Rp600 juta. Ini tidak manusiawi. Bantuan pemerintah itu gratis untuk rakyat," ujarnya.

Menurut dia, staf tersebut bukan pejabat struktural, melainkan staf biasa di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang mengaku sebagai dirjen ketika turun ke lapangan. Amran menyebut pelaku akhirnya mengaku setelah dipanggil langsung.

"Dia masih muda. Ditanya, baru aku tanya, langsung nangis. Nih, kamu ambil uang enggak? 'Iya, Pak, khilaf.' Gimana khilaf kalau bolak-balik ambil uang, peras petani?" kata Amran.

Amran memastikan seluruh bukti terkait pungli, termasuk transaksi dan laporan dari masyarakat, telah diserahkan kepada penegak hukum. Ia menyebut Satgas Pangan juga akan mengejar pihak eksternal yang diduga terlibat.

"Kami tidak akan biarkan satu pun lolos. Aku kejar. Ini uang negara, uang rakyat. Petani sudah cukup susah, jangan diperas lagi," ujarnya.

Amran menyebut kasus pungli traktor teridentifikasi di 99 titik dengan potensi kerugian mencapai miliaran rupiah. Ia mengatakan ada pihak luar kementerian yang juga disebut memungut uang dari petani.

"Ini tidak boleh, nipu-nipu petani. Ada orang luar dikejar. Kami akan kirim ke penegak hukum," ucapnya.

Program 'Lapor Pak Amran' yang dibuka beberapa hari terakhir disebut menunjukkan efektivitas tinggi. Amran menyampaikan lebih dari 2.890 laporan masuk dalam sepekan, dengan 500 laporan di antaranya telah ditindaklanjuti.

Kasus yang sedang diusut mencakup dugaan penyimpangan pupuk subsidi yang melibatkan 90 distributor, serta penyimpangan alsintan di 99 titik.

[Gambas:Video CNN]

(del/dhf)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial